Trump Ingin Beli Gaza, Bos Hamas Khalil al-Hayya: Rencana Itu Pasti Gagal Seperti Sebelumnya
Kepala Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya mengungkapkan penolakan keras terhadap rencana yang diajukan Trump soal Gaza.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya mengungkapkan penolakan keras terhadap rencana yang diajukan oleh Amerika Serikat dan Presiden Donald Trump mengenai masa depan Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya hari Senin (10/2/2025), al-Hayya menegaskan bahwa rencana tersebut akan gagal.
Ia menegaskan bahwa Hamas akan menghancurkan rencana tersebut, sama seperti rencana Trump sebelumnya.
"Kami akan menghancurkan mereka sebagaimana kami menghancurkan proyek-proyek sebelum mereka," katanya saat memperingati hari jadi ke-46 revolusi Iran di Teheran, dikutip dari Al-Arabiya.
Sebelumnya, Trump mengungkapkan komitmennya untuk membeli dan menguasai Gaza pada hari Minggu (9/2/2025).
Trump menyatakan bahwa dia berencana untuk mengambil alih wilayah yang telah dilanda perang tersebut.
Presiden AS ke-45 dan ke-47 tersebut berencana untuk membangun Gaza kembali setelah membeli wilayah tersebut
Namun, Trump menegaskan bahwa Gaza akan menjadi milik AS dan memastikan bahwa Hamas tidak akan mundur dari wilayah itu.
“Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza. Sejauh kami membangunnya kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun beberapa bagiannya, orang lain dapat melakukannya, melalui dukungan kami. Namun kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak mundur," kata Trump.
Trump mengklaim bahwa rencana ini adalah langkah yang tepat untuk membangun Gaza kembali.
Menurutnya, saat ini Gaza telah hancur total dan akan melalui pembongkaran.
“Tidak ada yang bisa dipindah lagi. Tempat ini adalah lokasi pembongkaran. Sisanya akan dibongkar. Semuanya dibongkar," kata Trump.
Baca juga: Hamas Angkat Senjata Demi Gaza Vs Trump, Netanyahu Tuduh Mesir Biang Kerok, Turki Sebut Perang Besar
Trump juga mengungkapkan kemungkinan untuk menerima sejumlah pengungsi Palestina ke Amerika Serikat.
Akan tetapi, keputusan tersebut akan ditangani berdasarkan permintaan individu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.