Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Trump Punya Gebrakan Baru Lagi, Bakal Tutup Departemen Pendidikan AS hingga Setop Produksi Uang Koin

Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus mengambil langkah mengejutkan sejak kembali ke Gedung Putih, termasuk dalam bidang efisiensi. 

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Trump Punya Gebrakan Baru Lagi, Bakal Tutup Departemen Pendidikan AS hingga Setop Produksi Uang Koin
Tangkapan Layar YouTube White House
DONALD TRUMP - Tangkapan Layar YouTube White House yang diambil pada Rabu (5/2/2025) menunjukkan Presiden AS menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval pada 4 Februari 2025. Trump terus mengambil langkah mengejutkan sejak kembali ke Gedung Putih, termasuk dalam bidang efisiensi.  

TRIBUNNEWS.COM - Sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump memulai jabatannya yang kedua pada 20 Januari 2025 kemarin, ada saja gebrakan anyarnya yang kontroversial.

Trump terus mengambil langkah mengejutkan sejak kembali ke Gedung Putih, termasuk dalam bidang efisiensi.

Setelah mencoba menutup Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), perhatian Trump kini beralih ke Departemen Pendidikan AS.

Elon Musk, orang kepercayaannya, memimpin upaya tersebut.

Selain itu, Trump menginstruksikan Departemen Keuangan untuk berhenti memproduksi uang koin satu sen.

Trump Tutup Departemen Pendidikan

Dikutip dari Barrons, Senin (10/2/2025), Trump menggambarkan departemen tersebut sebagai lembaga yang tidak efektif, boros, dan didominasi kaum kiri radikal.

Dalam wawancara yang ditayangkan pada Minggu (9/10/2025) waktu AS, Trump mengatakan kepada Fox News bahwa ia akan memerintahkan Elon Musk untuk mengalihkan perhatiannya ke Departemen Pendidikan.

Berita Rekomendasi

Trump juga telah memerintahkan Linda McMahon, calon menteri pendidikannya, untuk "melepaskan diri dari pekerjaan."

Politisi Demokrat, guru serikat pekerja, dan banyak orang tua mengkritik rencana Trump untuk menutup badan tersebut, menyebutnya sebagai serangan terhadap pendidikan publik.

Kelompok konservatif memuji langkah ini sebagai tindakan yang sudah lama tertunda untuk mengembalikan kendali lokal atas ruang kelas Amerika.

Baca juga: Trump Ingin Beli Gaza, Bos Hamas Khalil al-Hayya: Rencana Itu Pasti Gagal Seperti Sebelumnya

Mereka mengakui bahwa menutup departemen besar itu bukan tugas yang mudah.

Presiden Asosiasi Pendidikan Nasional (serikat buruh terbesar di negara itu), Becky Pringle mengatakan penutupan Departemen Pendidikan akan merugikan siswa penyandang disabilitas, siswa dengan kesejahteraan rendah, dan anak-anak berisiko.

"Jika itu terjadi, perebutan kekuasaan Trump akan mencuri sumber daya bagi siswa kita yang paling rentan dan merusak perlindungan hak sipil siswa," kata Pringle.

Dia menambahkan bahwa banyak pihak yang akan menentang rencana tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas