Hamas-Israel Memanas, Trump Malah Memperkeruh Suasana, Gencatan Senjata di Ambang Kehancuran?
Di tengah memanasnya hubungan Hamas dan Israel terkait gencatan senjata, Trump malah perkeruh suasana. Kesepakatan di ambang kehancuran?
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Wahyu Gilang Putranto

TRIBUNNEWS.COM - Setelah hubungan Hamas dan Israel memanas akibat saling tuduh terkait pelanggaran kesepakatan gencatan senjata, Presiden AS Donald Trump malah memperkeruh suasana.
Seperti diketahui, Hamas dan Israel saling lempar tuduhan bahwa salah satu dari mereka telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Hamas mengumumkan pihaknya akan menghentikan pembebasan sandera Israel bila negara Zionis itu masih melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Dikutip dari Al Arabiya, juru bicara sayap militer Hamas, Abu Ubaida, mengatakan pelanggaran Israel termasuk menunda warga Palestina untuk kembali ke Gaza utara.
Selain itu, kata Abu Ubaida, Israel juga telah menembak warga Palestina di Gaza utara serta menghentikan bantuan memasuki jalur tersebut.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan tindakan Hamas telah melanggar gencatan senjata.
Ia menginstruksikan militer untuk berada pada tingkat kesiapan tertinggi di Gaza dan untuk pertahanan dalam negeri.
Seorang pejabat Israel mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan kabinet keamanan yang mencakup menteri pertahanan, keamanan nasional, dan luar negeri pada Selasa pagi.
Di tengah memanasnya hubungan keduanya, Presiden Donald Trump malah ikut-ikutan memperkeruh suasana.
Trump menuntut Hamas untuk segera membebaskan semua sandera yang ditahan oleh kelompok militan tersebut di Gaza paling lambat Sabtu siang.
Jika tidak, lanjut Trump, dirinya akan mengusulkan pembatalan gencatan senjata Israel-Hamas dan "membiarkan kekacauan terjadi".
Baca juga: Beri Ancaman, Trump Akan Batalkan Gencatan Senjata Gaza jika Hamas Tak Bebaskan Semua Sandera Israel
Trump memperingatkan bahwa Israel mungkin ingin mengesampingkannya dalam masalah ini dan mengatakan ia mungkin berbicara dengan Netanyahu.
Trump mengungkapkan rasa frustrasinya dengan kondisi kelompok sandera terakhir yang dibebaskan Hamas.
"Menurut saya, jika semua sandera tidak dikembalikan paling lambat Sabtu pukul 12 siang, saya rasa ini saat yang tepat."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.