Israel Batalkan Cuti Tentara IDF Sebagai Persiapan Lanjutkan Perang Gaza, Netanyahu Manut Trump
Tanda-tanda Israel segera mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas di Gaza makin terlihat. IDF membatalkan seluruh cuti prajuritnya untuk siap perang.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Israel Batalkan Cuti Tentara IDF Sebagai Persiapan Lanjutkan Perang Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Khaberni, mengutip media Israel mengungkapkan bahwa Komando Selatan Tentara Israel (IDF) membatalkan liburan para prajurit untuk bersiap di garis depan Jalur Gaza.
Sumber media mengutip ini sebagai persiapan IDF untuk dimulainya kembali pertempuran di Jalur Gaza jika perjanjian gencatan senjata dan perdamaian gagal.
Baca juga: Tentara Israel Dijegal Krisis Parah Anggaran Perang Saat Bersiap Lanjutkan Agresi Militer di Gaza
Aksi IDF menyusul pengumuman Gerakan Perlawanan Palestina, melalui sayap militernya, Brigade Al-Qassam, yang menyatakan penundaan penyerahan tahanan Israel kepada tentara pendudukan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Hamas menunda pembebasan berikutnya sandera Israel karena menilai Israel melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perjanjian gencatan senjata.
Pelanggaran tersebut, kata Hamas, termasuk berlanjutnya serangan terhadap wilayah di Jalur Gaza dan mencegah penduduk di utara mencapai tempat tinggal asal mereka.
Baca juga: Sehari Jelang Pembebasan Sandera, Hamas: Bantuan Tipu-tipu, Israel Langgar Gencatan Senjata

Ancaman Netanyahu, Ikuti Saran Trump
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga sudah mengeluarkan pernyataan terkait situasi kelanjutan negosiasi gencatan senjata di Gaza dengan Gerakan Hamas.
Setelah melakukan rapat dengan kabinet perangnya, Rabu (12/2/2025), Netanyahu dan kabinet perangnya, merujuk laporan media Israel, akan mengikuti pernyataan Presiden Donald Trump.
Baca juga: Delegasi Israel Pulang Tangan Kosong dari Qatar, Gencatan Senjata Gaza Bisa Bubar Saat Ramadan
Trump menyebut, jika sandera Israel yang berada di tangan Hamas tidak dibebaskan pada Sabtu (15/2/2025), sesuai jadwal, maka akan tercipta 'Hell on Earth' di Gaza, merujuk pada penggunaan kekuatan militer kembali ke wilayah kantung Palestina tersebut.
"Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Kabinet Perangnya mematuhi pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai pembebasan semua tahanan yang tersisa Sabtu depan," tulis laporan media Israel dikutip Khaberni, Rabu.
Pihak Israel juga menilai, seruan Trump soal pengusiran warga Gaza ke lokasi lain, merupakan visi revolusioner.
"Jika Hamas tidak membebaskan tentara kami yang diculik paling lambat Sabtu sore, gencatan senjata akan berakhir dan tentara akan kembali bertempur," ancam Netanyahu.
Baca juga: Jenderal IDF: Karena Gaza, Israel Hadapi Bahaya Kepunahan Setara Penghancuran Bom Nuklir

Perintah Siaga
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz telah memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk bersiap dengan kemungkinan mereka kembali menyerang Jalur Gaza.
Instruksi tersebut muncul setelah juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Abu Ubaida mengatakan Hamas akan menunda pertukaran sandera pada Sabtu (15/2/2025) minggu ini karena Israel terus menerus melanggar perjanjian gencatan senjata.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.