Dubes UEA untuk AS Klaim Tak Ada Alternatif Terkait Rencana Trump Usir Penduduk Palestina dari Gaza
Duta Besar Emirat untuk AS, Yousef al-Otaiba mengatakan dalam sebuah wawancara pada 12 Februari bahwa dia tidak melihat alternatif atas recana Trump.
Editor: Muhammad Barir

Dubes UEA untuk AS Klaim Tidak Ada Alternatif untuk Pembersihan Etnis Palestina di Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Duta Besar Emirat untuk AS, Yousef al-Otaiba mengatakan dalam sebuah wawancara pada 12 Februari bahwa dia tidak melihat alternatif terhadap rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengusir penduduk Gaza, mengambil alih jalur tersebut, dan membangunnya kembali.
Ketika ditanya oleh seorang reporter di World Government Summit di Dubai apakah UEA dapat menemukan titik temu dengan Washington mengenai masalah ini, Duta Besar Yousef al-Otaiba berkata:
"Kami akan mencoba, saya pikir pendekatan saat ini akan sulit, tetapi pada akhirnya, kami semua berada dalam bisnis mencari solusi. Kami hanya belum tahu di mana hasilnya nanti."
Menanggapi pertanyaan tentang apakah UEA memiliki rencana atau alternatif, ia berkata:
“Belum. Saya tidak melihat alternatif terhadap apa yang diusulkan, sungguh tidak. Jadi, jika seseorang memilikinya, kami dengan senang hati akan membahasnya, kami dengan senang hati akan menjajakinya. Namun, hal itu belum muncul.”
Trump mengumumkan minggu lalu bahwa AS akan "mengambil alih" Gaza dan merelokasi penduduknya ke negara-negara tetangga, dengan mengklaim bahwa rencana tersebut bertujuan untuk menemukan lokasi yang lebih aman bagi warga Palestina sementara tim pembangunan internasional mengambil alih tugas membangun kembali jalur yang babak belur dan terkepung tersebut.
Namun presiden AS telah menyatakan bahwa warga Palestina tidak akan diizinkan kembali ke Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera menyetujui rencana tersebut.
Trump bersikeras pada gagasan Yordania dan Mesir untuk menerima penduduk Palestina di Jalur Gaza, yang ditolak oleh kedua negara Arab tersebut.
Mesir mengatakan bahwa mereka berencana untuk merumuskan rencana rekonstruksi yang tidak melibatkan pemindahan penduduk Gaza.
Raja Yordania Abdullah II mengatakan bahwa saat bertemu dengan Trump awal minggu ini, ia “menegaskan kembali posisi teguh Yordania dalam menentang pemindahan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat,” seraya menambahkan bahwa “Ini adalah posisi Arab yang bersatu.”
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa setiap upaya Israel untuk mendeportasi warga Palestina ke wilayah Yordania akan dianggap sebagai “deklarasi perang.”
Komentar duta besar UEA muncul di tengah kekhawatiran atas potensi runtuhnya gencatan senjata di Gaza.
Pemerintah Emirat dilaporkan telah mengadakan perundingan awal tahun ini untuk mencari solusi guna mengelola urusan pascaperang di jalur tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.