Pemimpin Uni Eropa Menjamu Salah Seorang Pendiri Al-Qaeda di Suriah dalam Konferensi di Paris
Menteri Luar Negeri Suriah dalam “pemerintahan transisi” de facto, Asaad Hassan al-Shaibani , menghadiri konferensi internasional di Paris
Editor: Muhammad Barir

Pemimpin Uni Eropa Menjamu Salah Seorang Pendiri Al-Qaeda di Suriah dalam Konferensi di Paris
TRIBUNNEWS.COM- Menteri Luar Negeri Suriah dalam “pemerintahan transisi” de facto, Asaad Hassan al-Shaibani , menghadiri konferensi internasional di Paris pada 13 Februari, menandai kunjungan pertamanya ke Uni Eropa sejak kudeta yang didukung Turki yang menggulingkan mantan presiden Bashar al-Assad.
KTT tersebut dihadiri oleh menteri luar negeri Prancis, Jerman, Inggris, Italia, Polandia, Spanyol, Turki, Lebanon, Yordania, dan Arab Saudi, serta Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan.
"Kami ingin Suriah berhenti digunakan untuk mengganggu stabilitas kawasan. Sebaliknya, kami ingin warga Suriah dapat fokus pada keberhasilan transisi dan pemulihan negara mereka," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot di awal pertemuan.
"Kami bekerja sama dengan rekan-rekan Eropa untuk segera mencabut sanksi ekonomi sektoral," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Berlin tengah berupaya "langkah demi langkah" untuk mencabut sanksi terhadap Suriah.
Menjelang pertemuan tersebut, ia mengatakan "sangat penting bagi perempuan untuk terwakili" dalam pemerintahan de facto yang dipimpin oleh mantan panglima perang Al-Qaeda dan ISIS.
Shaibani memimpin delegasi tingkat tinggi ke Paris beberapa hari setelah Presiden Emmanuel Macron mengundang Presiden Suriah yang mengangkat dirinya sendiri, Ahmad al-Sharaa, ke Prancis.
Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani, mendirikan Al-Qaeda di Suriah pada tahun 2011 atas perintah dari calon pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.
Selama bertahun-tahun, kelompok tersebut beberapa kali berganti nama, menjadi Front Nusra dan kemudian Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Menurut saluran oposisi Syria TV, yang mengudara dari Istanbul, Shaibani sebelumnya dikenal sebagai Zaid al-Attar. Ia bertanggung jawab atas urusan hubungan luar negeri dan mengawasi transformasi Front Nusra menjadi HTS.
Al-Marifa melaporkan bahwa menteri luar negeri baru Suriah, yang tinggal di Turki hingga 2024, adalah salah satu pendiri Front Nusra bersama Sharaa.
SUMBER: THE CRADLE
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.