Usai Trump-Raja Abdullah Bertemu, AS Akui Yordania Lebih Senang jika Warga Gaza Tidak Direlokasi
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai menangkap perbedaan pandangan terkait nasib warga Palestina di Gaza setelah bertemu Raja Abdullah.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nuryanti

TRIBUNNEWS.COM - Setelah pertemuan dengan Raja Yordania Abdullah di Ruang Oval pada Selasa (11/2/2025), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan perbedaan pandangan terkait nasib warga Palestina di Gaza.
Dalam jumpa pers yang diadakan setelah pertemuan tersebut, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyampaikan Raja Abdullah lebih memilih agar warga Palestina tetap tinggal di Gaza.
Sementara Trump berpendapat pemindahan mereka ke daerah yang lebih aman akan lebih baik.
Leavitt mengungkapkan pernyataan dari Trump yang menyatakan bahwa meskipun Raja Abdullah mengusulkan untuk memperluas lahan di Gaza untuk pembangunan baru, yang akan menciptakan banyak lapangan kerja, Trump merasa akan lebih baik jika warga Palestina tersebut dapat dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Menurutnya, hal ini bisa memberikan mereka kesempatan untuk hidup dalam kondisi yang lebih baik dan jauh dari ancaman yang ada.
"Raja lebih suka jika warga Palestina tetap tinggal di sana, dengan lahan tambahan yang akan digunakan untuk pembangunan baru, yang akan menciptakan lapangan kerja dalam jumlah yang belum pernah terlihat sebelumnya.
"Namun, presiden merasa akan jauh lebih baik dan lebih megah jika warga Palestina ini dapat dipindahkan ke daerah yang lebih aman," kata Leavitt, membacakan pernyataan dari Trump.
Trump juga menambahkan mitra-mitra Arab di kawasan tersebut tengah menyusun rencana perdamaian untuk disampaikan kepadanya,.
Ia menyatakan Amerika Serikat terus bekerja sama dengan negara-negara Arab dalam upaya mencapai perdamaian yang lebih stabil.
"Pemerintah terus bekerja sama dengan mitra-mitra Arab kami di kawasan ini, kami mendukung penuh sekutu kami, Israel," lanjut Leavitt, mengutip komentar Trump.
Pernyataan ini menggambarkan ketegangan antara strategi yang diajukan oleh Trump dan pandangan yang disampaikan oleh Raja Abdullah.
Baca juga: Pecat Inspektur Jenderal AS, Trump Hadapi Gugatan Hukum
Trump Serukan Relokasi Warga Gaza, Negara-negara Arab Meradang
Negara-negara Arab mulai bersatu untuk melancarkan perlawanan keras terhadap usulan Trump tersebut.
Arab Saudi mengecam saran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tanah negara kerajaan itu digunakan untuk mendirikan negara Palestina.
Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit mengatakan prospek pemindahan warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat "tidak dapat diterima oleh dunia Arab, yang telah menentang gagasan ini selama 100 tahun".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.