Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Rudal Rusia Diduga Rusak Sebagian Chernobyl, Radioaktif Terancam Bocor, Disebut Serangan Sembrono

Rusia dituduh Ukraina lakukan serangan ke Chernobyl. Hingga disebut-disebut meningkatkan risiko kebocoran radioaktif.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Rudal Rusia Diduga Rusak Sebagian Chernobyl, Radioaktif Terancam Bocor, Disebut Serangan Sembrono
tass.com
CHERNOBYL KENA RUDAL - Rusia dituduh Ukraina lakukan serangan ke Chernobyl, Jumat (14/2/2025). Hingga disebut-disebut meningkatkan risiko kebocoran radioaktif. 

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina tuduh Rusia telah melakukan serangan rudal di Chernobyl, Jumat (14/2/2025).

Serangan rudal ini disebut-sebut menciptakan risiko kebocoran radioaktif.

Kepala Insinyur Pabrik, Alexander Titarkuk mengatakan serangan itu telah merusak struktur kurungan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Alat tersebut pun dilaporkan kini tidak berfungsi.

Diketahui, Chernobyl adalah tempat bencana nuklir sipil terburuk di dunia ketika salah satu dari empat reaktornya meledak pada 1986.

Ledakan itu mengirim segumpal bahan radioaktif ke udara, memicu darurat kesehatan masyarakat di seluruh Eropa.

Reaktor itu sekarang tertutup oleh tempat penampungan untuk menahan radiasi yang masih ada, dikutip dari Sky News, Sabtu (15/2/2025).

Berita Rekomendasi

Kru darurat telah memanjat atap pabrik untuk mencoba dan memperbaiki kerusakan.

Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang memantau keselamatan nuklir di seluruh dunia, mengatakan personel keselamatan kebakaran dan kendaraan merespons dalam beberapa menit saat ledakan semalam di Chernobyl.

Tidak ada korban yang dilaporkan, agensi menambahkan.

Badan itu tetap waspada setelah insiden itu.

Baca juga: Donald Trump Ingin Berunding dengan Rusia dan Tiongkok, Bahas Pengurangan Pengeluaran Militer

"Tidak ada ruang untuk berpuas diri," ujar Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, mengutip BBC.

Ttararchuk juga mengatakan, setelah serangan yang mengarah ke Chernobyl situasinya terkendali.

Simon Evans dari Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD) adalah kepala Chernobyl Shelter Fund, yang mengawasi pembangunan kubah pelindung di tahun 2010.

Dia menggambarkan serangan rudal itu sebagai serangan yang sangat sembrono terhadap fasilitas nuklir yang rentan.

"Perisai tidak pernah dibangun untuk menahan serangan drone eksternal," katanya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas