Hamas Konfirmasi Kematian Komandan Militernya, Diduga akibat Serangan Israel di Lebanon Selatan
Militer Israel mengklaim pihaknya telah menewaskan Mohammad Shaheen, yang merupakan kepala departemen operasi Hamas di Lebanon.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W

TRIBUNNEWS.COM - Serangan pesawat tak berawak Israel di Lebanon selatan diklaim menewaskan kepala operasi militer Hamas di negara itu, Senin (17/2/2025).
Serangan itu terjadi menjelang batas waktu penarikan penuh Israel dari Lebanon selatan berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri perang 14 bulan antara Israel dan Hizbullah.
Militer Israel mengklaim telah menewaskan Mohammad Shaheen, kepala departemen operasi Hamas di Lebanon.
Militer menuduh Shaheen "baru-baru ini merencanakan serangan teror, yang diarahkan dan didanai oleh Iran, dari wilayah Lebanon terhadap warga negara Israel."
Saat ini, Hamas telah mengonfirmasi kematian Shaheen.
Namun, Hamas menggambarkan Shaheen sebagai seorang komandan militer.
Dikutip dari AP News, rekaman menunjukkan sebuah mobil dilalap api setelah serangan di dekat pos pemeriksaan tentara Lebanon dan stadion olahraga kota Sidon.
Dua sumber keamanan Lebanon mengatakan kepada Reuters sebelumnya, serangan Israel terhadap sebuah mobil di kota pelabuhan selatan Lebanon, Sidon, menargetkan seorang pejabat dalam kelompok militan Palestina.
Kantor berita negara Lebanon mengatakan tim penyelamat telah mengeluarkan satu jenazah dari mobil tersebut, tetapi tidak mengidentifikasi korban.
Militer Israel telah melakukan serangan terhadap anggota Hamas, kelompok bersenjata Lebanon yang bersekutu, Hizbullah, dan faksi-faksi lain di Lebanon, bersamaan dengan perang Gaza.
Kelompok-kelompok bersenjata tersebut telah meluncurkan roket, pesawat nirawak, dan serangan artileri melintasi perbatasan ke Israel utara.
Baca juga: Israel Tolak Usulan Prancis untuk Percepat Penarikan Pasukan dari Lebanon
Diberitakan Al Arabiya, berdasarkan gencatan senjata yang ditengahi oleh Washington pada November 2024, pasukan Israel diberi waktu 60 hari untuk mundur dari Lebanon selatan tempat mereka melancarkan serangan darat terhadap para pejuang dari Hizbullah yang didukung Iran sejak awal Oktober 2023.
Batas waktu tersebut kemudian diperpanjang hingga 18 Februari 2025, tetapi militer Israel meminta agar tetap menempatkan pasukan di lima pos di Lebanon selatan, sumber mengatakan kepada Reuters minggu lalu.
Batas waktu penarikan pasukan semula adalah akhir Januari, tetapi karena tekanan dari Israel, Lebanon setuju untuk memperpanjangnya hingga 18 Februari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.