Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Netanyahu-Trump Sepakat tentang Kapan 'Gerbang Neraka' Akan Dibuka di Gaza

PM Israel Netanyahu dan sekutunya Presiden AS Donald Trump sepakat menentukan kapan 'Gerbang Neraka' akan dibuka di Jalur Gaza.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Netanyahu-Trump Sepakat tentang Kapan 'Gerbang Neraka' Akan Dibuka di Gaza
Instagram/b.netanyahu
NETANYAHU DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Senin (10/2/2025) dari publikasi resmi Netanyahu pada Rabu (5/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan sekutunya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), berfoto bersama ketika Netanyahu berkunjung di Gedung Putih. Pada Minggu (16/2/2025), Netanyahu mengatakan ia dan Trump sepakat tentang kapan akan membuka 'gerbang neraka' di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi ia sedang bekerja sama dengan sekutunya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mereka memiliki strategi bersama tentang kapan "gerbang neraka" akan terbuka di Jalur Gaza.

"Kami memiliki strategi yang sama dengan Trump, termasuk kapan gerbang neraka akan terbuka di Gaza, dan gerbang itu akan terbuka jika tidak ada satu pun sandera kami yang dibebaskan," kata Netanyahu dalam konferensi bersama Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, pada Minggu (16/2/2025).

"Saya berterima kasih kepada Trump atas dukungannya yang teguh terhadap kebijakan masa depan Israel di Jalur Gaza. Dukungan Amerika akan membantu kami mencapai tujuan perang di Gaza dengan lebih cepat," lanjutnya.

Netanyahu juga mengatakan dia berbicara dengan Presiden AS tentang visinya yang berani untuk Gaza, dan bagaimana mewujudkannya.

Sementara itu, Rubio mengatakan mereka tidak bisa berada dalam siklus yang sama mengenai permusuhan Israel dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza.

"Kita tidak bisa terus berada dalam siklus yang sama yang telah membawa kita ke tempat yang sama berulang kali," katanya.

Ia menekankan, Hamas tidak bisa memerintah di Jalur Gaza atau tetap memiliki kekuatan militer di kawasan tersebut.

Berita Rekomendasi

"Hamas tidak bisa tetap menjadi kekuatan militer atau pemerintah, atau elemen yang mengancam kekerasan. Perdamaian tidak mungkin terwujud. Hamas harus disingkirkan," kata Rubio.

Ia memuji Israel dan menyebutnya sebagai "negara yang luar biasa" dan berharap ada lebih banyak "Israel" di Timur Tengah.

"Saya ingin menyampaikan kepada rakyat negara besar ini, terlepas dari semua yang telah dan akan dilalui, kalian adalah negara yang luar biasa. Kalian bangkit dari abu masa kemunduran sejarah manusia, dalam menghadapi ancaman dari semua pihak dan kalian adalah contoh bagi seluruh dunia," lanjutnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

"Jika ada lebih banyak Israel di Timur Tengah, akan ada lebih banyak kedamaian dan ketenangan," tambahnya.

Baca juga: Orang Yahudi Menolak Pembersihan Etnis Palestina di Gaza, Ratusan Rabi & Seniman Tolak Rencana Trump

Sebelumnya, Donald Trump mengatakan terserah kepada Israel untuk mengambil langkah selanjutnya di Jalur Gaza.

"Tetapi itu hanya terjadi setelah mereka konsultasi dengan saya," kata Donald Trump, Minggu (16/2/2025).

Sehari sebelumnya pada Sabtu (15/2/2025), Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, tiba di Israel, dalam pemberhentian pertamanya dalam tur Timur Tengah yang juga mencakup Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas