Batas Waktu Habis Besok, Israel Keras Kepala Ogah Mundur dari Lebanon, Hizbullah: Iran Dukung Kami
Kemungkinan kembali pecahnya perang Israel-Hizbullah besok, semakin besar setelah IDF menyatakan tak mau mundur di lima lokasi di Lebanon selatan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Batas Waktu Habis Besok, Israel Keras Kepala Tak Mau Mundur dari Lebanon, Hizbullah: Iran Mendukung Kami
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel menegaskan akan tetap menempatkan pasukannya di lima lokasi di Lebanon selatan pada batas waktu penarikan penuh pasukannya dari negara itu sesuai perjanjian gencatan senjata, besok, Selasa 18 Februari 2025.
Juru bicara militer Israel Nadav Shoshani mengatakan pada Senin (17/2/2025) kalau lima lokasi di Lebanon menyediakan titik pandang atau terletak di seberang komunitas di Israel utara.
Baca juga: 5 Bukit Lokasi Pasukan Israel di Lebanon Selatan, Cegat Hizbullah Jika Perang Kembali Pecah di Gaza
"Kami perlu tetap berada di titik-titik tersebut saat ini untuk membela warga negara Israel, memastikan proses ini tuntas, dan akhirnya menyerahkannya kepada angkatan bersenjata Lebanon," kata Shoshani kepada wartawan.
Ia mengklaim "tindakan sementara" itu disetujui oleh badan yang dipimpin Amerika Serikat yang memantau gencatan senjata, yang mulai berlaku pada akhir November dan telah diperpanjang selama tiga minggu.
Lebanon telah menyatakan kekhawatirannya pada hari Senin bahwa Israel tidak akan memindahkan semua pasukannya keluar dari negara itu pada batas waktu yang disepakati yaitu 18 Februari.
Atas aksi keras kepala Israel itu, Presiden Lebanon Joseph Aoun mengemukakan kekhawatiran bahwa penarikan penuh tidak akan tercapai.
“Kami khawatir penarikan penuh tidak akan tercapai besok,” kata Aoun dalam sebuah pernyataan.
“Respons Lebanon akan dilakukan melalui posisi nasional yang terpadu dan komprehensif,” tambah presiden Lebanon.
Adapun dalam konferensi pers yang diadakan pada Minggu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang tiba di Tel Aviv, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, pihaknya menuntut Lebanon untuk melucuti persenjataan Hizbullah.
"Hizbullah harus dilucuti sepenuhnya," kata Netanyahu.

Komandan Hamas Tewas, Potensi Perang Kembali Pecah
Kekhawatiran Lebanon atas rencana tentara Israel menggambarkan rapuhnya gencatan senjata antara Israel dan kelompok Lebanon, Hizbullah.
Hal ini juga terjadi di tengah beberapa laporan serangan di Lebanon – sebuah taktik umum militer Israel menjelang berakhirnya gencatan senjata.
"Sebuah pesawat tak berawak menyerang sebuah mobil di kota pelabuhan Sidon, serangan terdalam dari banyak serangan Israel di Lebanon sejak perjanjian gencatan senjata berlaku pada 27 November," tulis laporan Al Jazeera.
Baca juga: Hamas Konfirmasi Terbunuhnya Komandan Senior oleh Serangan Israel di Sidon Lebanon
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.