Fatah Tekan Hamas Bareng-bareng Kelola Gaza, Netanyahu: Israel Tak Mau PA atau Hamas Pasca-perang
Gerakan Fatah, unsur dominan Otoritas Palestina mulai menekan Hamas untuk mau bersama-sama mengelola Jalur Gaza pasca-perang. Israel memilih opsi AS
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Sementara itu, The Jerusalem Post melaporkan Israel akan mengirimkan delegasinya ke Kairo pada Senin, untuk membicarakan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Delegasi itu akan dipimpin oleh Brigjen Gal Hirsch yang menjadi Koordinator Sandera dan Orang Hilang dan seorang pejabat Dinas Keamanan Israel (Shin Bet) yang dikenal sebagai "M".
Delegasi Israel bakal membahas tahap pertama pemulangan sandera. Masih ada enam sandera yang akan dibebaskan pada tahap ini.
Hamas terima usul Mesir
Pada Desember 2024, Hamas sudah menerima usul Mesir mengenai pembentuk komite gabungan Palestina untuk mengurus Gaza jika perang telah berakhir.
Baca juga: Netanyahu Isyaratkan Lanjutkan Usulan Trump untuk Pindahkan Warga Gaza, Klaim Punya Strategi Bersama
Dalam pernyataannya, Hamas mengaku sudah menggelar pembicaraan mendalam dengan Fatah di Kairo guna membentuk komite itu.
"Hamas menyampaikan persetujuannya atas usul Mesir untuk membantuk komite bantuan masyarakat yang akan berfungsi melalui mekanisme nasional inklusif," kata Hamas dikutip dari Anadolu Agency.
Menurut Hamas, delegasinya di Kairo juga melakukan pembicaraan dengan faksi Palestina lainnya, yakni Front Populer untuk Pembebasan Palestina, guna membahas perkembangan situasi di Gaza dan Tepi Barat.
Sejak 2007, Hamas dan Fatah menjadi faksi utama di tanah Palestina. Banyak perundingan telah dilakukan, tetapi hingga kini masih gagal menyatukan keduanya.
Hamas berkuasa di Gaza, sedangkan Fatah berkuasa di sebagian Tepi Barat.
Perlintasan Rafah akan dikontrol Otoritas Palestina
Bulan kemarin, Kepala Dinas Intelijen Israel (Mossad), Dedi Barnea, dan Kepala Dinas Keamanan Israel (Shin Bet), Ronen Bar, pergi ke Kota Kairo, Mesir, guna membahas penerapan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Di sana, Barnea dan Bar menggelar pembicaraan dengan Kepala Dinas Intelijen Mesir (GIS), Mayjen Hassan Mahmoud Rashad.
Surat kabar Asharq Al Awsat mengklaim kedua belah pihak sudah sepakat mengenai nasib perlintasan Rafah yang berada di perbatasan Mesir dan Gaza.
Perlintasan itu disebut akan dikontrol oleh Otoritas Palestina di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun, belum diputuskan tanggal berapa perlintasan itu akan dibuka agar bantuan bisa masuk ke Gaza.
Lalu, narasumber yang didapatkan media itu menyebut ada perbedaan pendapat dalam rapat antara pejabat Israel dan Mesir itu tentang Koridor Philadelphi. Meski demikian, disebutkan perbedaan itu perihal "teknis dan logistik dan akan terselesaikan".
Baca juga: Netanyahu Disebut Menghindari Kesepakatan Gencatan Senjata Tahap 2, Ingin Lanjutkan Perang di Gaza
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.