Alat Berat Mulai Masuk Gaza Lewat Mesir, Bank Dunia Prediksi Butuh Dana Rp867 Ribu Triliun
Peralatan konstruksi berat dikabarkan mulai memasuki Jalur Gaza, bank Dunia prediksi dibutuhkan dana Rp867 ribu triliun
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - Peralatan konstruksi berat dikabarkan mulai memasuki Jalur Gaza pada hari Selasa (18/2/2025).
Hal ini disebut sebagai langkah untuk memperkuat gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas.
TV Al-Ghad Mesir melaporkan bahwa peralatan tersebut menyeberang dari Mesir ke Gaza melalui penyeberangan Rafah.
Masuknya rumah mobil dan peralatan konstruksi ke Gaza telah menjadi titik kritis, dengan kelompok teror tersebut minggu lalu mengancam akan menghentikan pembebasan sandera berdasarkan kesepakatan gencatan senjata kecuali barang-barang tersebut diizinkan masuk.
Laporan itu muncul setelah pernyataan dari pejabat Israel dan Hamas pada hari Selasa mengatakan enam sandera Israel yang masih hidup akan dibebaskan pada hari Sabtu dari tahanan Hamas di Gaza.
Keenam sandera tersebut adalah tawanan hidup yang akan dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan dengan kelompok teror tersebut.
Israel akan mengizinkan rumah mobil dan peralatan konstruksi berat masuk ke Gaza dengan cara yang terkendali karena ingin mempercepat pembebasan enam sandera yang masih hidup, kata seorang pejabat senior Israel sebelumnya.
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tengah berupaya keras untuk mengamankan pembebasan enam sandera yang masih hidup sebagai bagian dari fase pertama [kesepakatan gencatan senjata], dan juga empat sandera yang sudah tidak bernyawa,” kata pejabat tersebut.
“Berdasarkan perjanjian tersebut, Israel setuju untuk mengizinkan rumah mobil dan peralatan konstruksi masuk ke Gaza setelah pemeriksaan ketat. Sesuai dengan negosiasi dan dengan syarat Hamas menjunjung tinggi perjanjian tersebut, Israel akan mulai mengizinkan hal ini dengan cara yang terkendali dan bertahap.”
Hamas berencana akan membebaskan empat jenazah pada hari Kamis.
Menurut laporan, perjanjian gencatan senjata dan pembebasan sandera secara eksplisit menyatakan bahwa pasokan dan peralatan dapat dibawa ke Gaza untuk membangun sedikitnya 60.000 fasilitas tempat tinggal sementara.
Baca juga: Mesir Sebut Donald Trump Mendukung Rencana Mereka di Gaza, Setelah Diyakinkan Raja Yordania
Rincian kesepakatan tersebut belum dipublikasikan secara lengkap.
Hamas juga mengatakan menginginkan ratusan mesin konstruksi berat, sementara menuduh bahwa sejauh ini hanya segelintir yang telah tiba.
Awal pekan ini Netanyahu dilaporkan menolak menyetujui masuknya rumah mobil dan peralatan berat ke Jalur Gaza.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.