Hamas Tunda Perundingan Gencatan Senjata Gaza, Tunggu Israel Bebaskan 620 Tahanan Palestina
Hamas mengumumkan penundaan seluruh negosiasi gencatan senjata gara-gara Israel tunda pembebasan 620 sandera Palestina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - Perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mengalami kemunduran besar.
Pada Minggu (23/2/2025), Hamas mengumumkan penundaan seluruh negosiasi.
Keputusan ini diambil setelah Israel menunda rencana pembebasan tahanan Palestina.
Hal ini didasarkan kekesalan Hamas terhadap Israel yang belum membebaskan 620 tahanan Palestina, yang harusnya dibebaskan pada Sabtu (22/2/2025), seperti yang telah disepakati sebelumnya.
Pejabat Hamas, Basem Naim, mengatakan kepada Reuters kalau kelompoknya tidak akan melanjutkan pembicaraan melalui mediator hingga Israel memenuhi komitmennya.
"Setiap pembicaraan dengan musuh melalui mediator mengenai langkah selanjutnya bergantung pada pembebasan 620 tahanan Palestina yang disepakati sebagai ganti empat mayat dan enam tawanan Israel yang dibebaskan pada hari Sabtu," ujar Naim.
Hamas meminta mediator, termasuk Mesir dan Qatar, untuk memastikan Israel mematuhi ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata.
"Para mediator harus memastikan musuh mematuhi ketentuan perjanjian sebagaimana dinyatakan dalam teks yang disepakati," kata Naim.
Kebuntuan ini berisiko menggagalkan gencatan senjata yang rapuh, yang sejauh ini menghasilkan pertukaran tawanan di kedua belah pihak, tetapi tetap sangat tidak stabil.
Samaa TV melaporkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut adanya "upacara yang memalukan" di Gaza, merujuk pada pertukaran tahanan sebelumnya.
Pemerintah Israel tidak memberikan jadwal baru untuk pembebasan tersebut, Al Jazeera melaporkan.
Baca juga: Menantang Hamas, Netanyahu: Israel Siap Berperang Kapan Saja di Gaza
Dukungan Amerika kepada Israel
Pemerintah Amerika Serikat memberikan dukungannya terhadap keputusan Israel untuk menunda pembebasan tahanan Palestina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Brian Hughes, menyatakan penundaan ini merupakan "respons yang tepat", mengingat perlakuan yang dianggap biadab oleh Hamas terhadap tahanan Israel.
Presiden Donald Trump juga siap mendukung Israel dalam "tindakan apa pun yang dipilihnya terkait Hamas."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.