Putin: Pasukan Ukraina di Kursk Sebaiknya Serahkan Diri, Rusia Jamin Mereka Hidup
Presiden Rusia Putin meminta pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk sebaiknya menyerahkan diri. Rusia jamin mereka tetap hidup dan baik-baik saja.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk, perbatasan Rusia barat, untuk menyerahkan diri.
Putin mengatakan Rusia akan menjamin mereka tetap hidup dan dalam keadaan baik jika mau menyerahkan diri.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui pasukan mereka berada di bawah tekanan yang meningkat setelah Rusia melancarkan operasi khusus di Kursk.
Rusia telah melancarkan serangan balasan sejak minggu lalu dan berhasil merebut kembali Kursk, wilayah perbatasan Rusia barat dan Ukraina timur.
"Kami bersimpati dengan seruan Presiden (Donald) Trump," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi, Jumat (14/3/2025).
"Jika mereka meletakkan senjata dan menyerah, pasukan Ukraina di wilayah Kursk akan dijamin kehidupan dan perlakuan yang layak sesuai dengan norma hukum internasional dan hukum Federasi Rusia," lanjutnya memperingatkan pasukan Ukraina di Kursk.
Ia juga meminta para pemimpin Ukraina untuk memerintahkan pasukan mereka agar menyerah.
Putin menekankan tentara Ukraina melakukan banyak kejahatan terhadap warga sipil di wilayah Kursk.
Namun, ia menanggapi permintaan Donald Trump untuk melindungi pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk.
"Pada saat yang sama, kami menanggapi seruan Presiden Trump mengenai tentara-tentara ini karena alasan kemanusiaan," katanya, seperti diberitakan The Moscow Times.
Sebelumnya, Putin mengunjungi komando Rusia di Kursk pada hari Rabu (12/3/2025) dan menyatakan kemajuan pasukan Rusia hingga dapat memukul mundur pasukan Ukraina.
Baca juga: Putin Setujui Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina, tapi Ada Syarat dan Pertanyaan Penting
Beberapa menit kemudian setelah pengumuman tersebut, Panglima Tertinggi Angkatan Darat Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrski, mengisyaratkan pasukannya ditarik mundur untuk meminimalkan kerugian.
“Dalam situasi yang paling sulit, prioritas saya adalah menyelamatkan nyawa tentara Ukraina. Untuk tujuan ini, unit-unit pasukan pertahanan, jika perlu, akan bermanuver ke posisi yang lebih menguntungkan,” tulis Syrski, Rabu.
Sebelumnya, Ukraina menduduki sebagian wilayah Kursk setelah melancarkan serangan kejutan pada Agustus tahun 2024.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.