Houthi Bersiap Hadapi Serangan AS: Apa Selanjutnya?
Houthi bersumpah akan membalas serangan AS dan melanjutkan operasi angkatan laut, mereka menyatakan tak akan tinggal diam, akan merspon tindakan Trump
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: timtribunsolo

TRIBUNNEWS.COM - Militan Houthi di Yaman baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tegas sebagai respons terhadap serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).
Serangan yang terjadi di ibu kota Yaman, Sanaa, pada tanggal 16 Maret 2025, menewaskan 31 orang dan memicu kecaman keras dari Houthi.
Apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana reaksi Houthi terhadap serangan tersebut?
Apa yang Terjadi dalam Serangan AS di Yaman?
Serangan AS yang dilakukan selama akhir pekan lalu mencakup lebih dari 40 serangan udara yang menargetkan depot amunisi dan roket dekat stasiun televisi yang dikuasai Houthi di Al-Jarraf, Sanaa.
Laporan dari penduduk setempat menyebutkan bahwa serangan tersebut menyebabkan asap putih mengepul dan ledakan besar yang terdengar hingga jarak belasan meter.
Tidak hanya di Sanaa, serangan juga terjadi di beberapa wilayah lain di Yaman, termasuk Provinsi Saada dan Hajjah, yang mengakibatkan setidaknya 10 orang tewas.
Saluran TV lokal, Al-Masirah, melaporkan bahwa empat serangan udara menargetkan permukiman Shoab di Sanaa timur.
Mengapa AS Melancarkan Serangan Ini?
Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa serangan tersebut adalah tanggapan terhadap operasi Houthi yang mengancam kapalkapal yang berlayar melalui Terusan Suez dan Laut Merah.
Bagaimana Houthi Merespons Serangan Tersebut?
Menanggapi serangan AS yang mematikan, juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam, mengeluarkan pernyataan yang menuduh AS melebih-lebihkan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompoknya.
Biro politik Houthi juga menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan agresi tersebut berlalu begitu saja.
Lebih dari setahun terakhir, Houthi telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal kargo sebagai bentuk balas dendam terhadap Israel terkait krisis di Gaza.
Meskipun Houthi berjanji untuk menghentikan serangan terhadap kapal selama gencatan senjata yang dipertahankan antara Israel dan Hamas, mereka merasa terprovokasi oleh pelanggaran kesepakatan oleh Israel.
Houthi memberikan tenggat waktu empat hari kepada Israel untuk mencabut blokade bantuan ke Gaza.
Jika tidak, mereka akan melanjutkan operasi angkatan laut melawan kapal Israel.
Houthi menegaskan bahwa larangan ini akan terus berlanjut hingga akses kemanusiaan ke Jalur Gaza dibuka.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Kekhawatiran akan ketegangan yang meningkat di kawasan ini menjadi nyata.
Houthi memperingatkan bahwa situasi ini bukanlah kejadian sekali saja, melainkan awal dari serangkaian kejadian yang berpotensi berkepanjangan. "Tidak ada invasi atau pasukan di darat. Namun, akan ada serangkaian serangan strategis yang sedang berlangsung," ungkap Houthi.
Dengan latar belakang situasi yang tegang ini, apa langkah selanjutnya untuk Houthi dan reaksi AS?
Hanya waktu yang akan menjawab seberapa jauh ketegangan ini akan berkembang dan dampaknya terhadap stabilitas di kawasan tersebut.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.