Houthi Bersumpah Balas AS, Bakal Siapkan Angkatan Bersenjata Untuk Hadapi Pasukan Trump
Houthi mengecam keras agresi berbahaya AS, mereka menyatakan tak akan tinggal diam dan bersumpah membalas serangan Trump yang menewaskan 31 orang
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Ayu Miftakhul Husna

TRIBUNNEWS.COM – Militan Houthi Yaman mengecam keras agresi berbahaya AS di ibu kota Yaman, Sanaa yang telah menewaskan 31 orang, Minggu (16/3/2025).
Kecaman itu diungkap militan Houthi, tepat setelah AS melakukan lebih dari 40 serangan udara pada Sabtu sore dan berlanjut hingga Minggu pagi.
Menurut laporan penduduk setempat, serangan di Sanna menargetkan depot amunisi dan roket di dekat stasiun televisi negara yang dikuasai Houthi di lingkungan Al-Jarraf.
Serangan yang membabi buta memicu Asap putih mengepul dari lingkungan tersebut, serta serangkaian ledakan besar yang terdengar hingga jarak belasan meter.
Tak hanya di ibu kota Sanna, serangan juga dilakukan militer AS ke sejumlah wilayah Yaman lainnya, seperti Provinsi utara Saada dan Hajjah, menewaskan setidaknya 10 orang.
Sementara saluran TV lokal, Al-Masirah TV melaporkan empat serangan udara dilakukan AS dengan menargetkan permukiman Shoab di Sanaa timur. Kemudian serangan udara di Provinsi tengah Bayda, Marib dan Dhamar, serta Provinsi barat daya Taiz.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas aksi balasan atas tindakan Houthi terhadap kapal-kapal yang berlayar melalui Terusan Suez dan Laut Merah selatan.
"Amerika akan meminta pertanggungjawaban Anda sepenuhnya dan, kami tidak akan bersikap baik tentang hal itu!,” kata Trump.
Houthi Ancam Serangan Balik AS
Merespon serangan mematikan yang dilakukan AS, Juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam buka suara.
Ia menuduh AS melebih-lebihkan ancaman terhadap operasi kelompoknya terhadap kapal-kapal di Laut Merah untuk mempengaruhi opini publik.
Biro politik kelompok itu juga menyatakan tak akan tinggal diam terhadap serangan AS. Mereka bersumpah membalas AS.
Baca juga: Keputusan Trump untuk Serang Yaman Dinilai Keliru, Houthi Sudah Tak Beraksi Sejak Gencatan Senjata
"Agresi itu tidak akan dibiarkan begitu saja, dan angkatan bersenjata Yaman sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi," ujar Houthi, sebagaimana dikutip dari Arab News.
Lebih lanjut, Houthi yang didukung Iran, bersumpah serangan AS tak akan menghalangi Yaman dalam mendukung rakyat Gaza.
lebih dari setahun, kelompok itu telah melakukan serangan terhadap kapal-kapal kargo dalam apa yang disebutnya sebagai balas dendam terhadap Israel atas operasi militernya di Gaza, yang menyebabkan krisis berkepanjangan di koridor pelayaran yang sibuk di laut tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.