Eks Jenderal IDF Sebut Israel Masuki Perang Ratusan Tahun, Terancam Terus Direcoki Musuhnya
Seorang pensiunan jenderal Israel, Gershon Hacohen, mengatakan Israel kini memasuki perang yang akan berlangsung ratusan tahun.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM – Seorang pensiunan jenderal Israel, Gershon Hacohen, mengatakan Israel kini memasuki perang yang akan berlangsung ratusan tahun.
Hal itu disampaikan Gershon saat Konferensei Ekonomi 2025 di Kota Tel Aviv, Israel, hari Rabu, (17/3/2025).
“Israel memasuki perang kemerdekaan yang panjang, berabad-abad. Musuh-musuh kita termotivasi oleh ideologi keagamaan mendalam yang menyatukan berbagai faksi-faksi di dunia Islam, termasuk kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh Ankara dan Kairo,” kata dia dikutip dari The Jerusalem Post.
Gershon menyebut Yerusalem tetap menjadi yang utama dalam tujuan faksi-faksi itu.
“Masalah fundamentalnya adalah bahwa keberadaan negara Israel itu menantang keyakinan islamis radikal,” ucap dia.
“Generasi Israel mendatang pasti akan menghadapi ancaman yang mirip dengan Hamas atau kelompok serupa. Sangat penting untuk mengakui kenyataan ini.”
Dia menyebut perdamaian pada dasarnya hanya jeda sementara di antara konflik-konflik yang terjadi.
Menurut dia, Eropa juga menghadapi kenyataan seperti ini.

“Israel juga harus mengatasi kesenjangan internal dengan cara lebih baik mendukung mereka yang aktif melayani negara.”
“Mengutamakan perumahan yang terjangkau dan keuntungan bagi tentara cadangan dan personel militer sangatlah penting untuk menumbuhkan kesetaraan dan menjaga komitmen orang-orang yang membela negara kita.”
Israel masih hadapi perang multifront
Baca juga: Israel Bersiap Melakukan Invasi Darat Baru ke Gaza
Israel diperkirakan masih akan menghadapi perang multifront tahun ini.
Pada tahun 2024 Israel setidaknya menghadapi tujuh front, melawan para anggota Poros Perlawanan yang disokong Iran.
Front itu melibatkan Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, berbagai milisi di Irak dan Suriah, upaya Iran mempersenjatai milisi di Tepi Barat, dan Iran sendiri.
Seorang analis di The Jerusalem Post, Seth J. Frantzman, mengatakan perang multifront menjadi tantangan besar bagi Israel.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.