‘Lepaskan Pakaian Perbudakan’, Kata-Kata Fenomenal Jubir PIJ Abu Hamza Sebelum Dibunuh Israel
Gerakan Jihad Islam di Palestina menyatakan kematian juru bicara Brigade Al-Quds, Abu Hamza justru melipatgandakan semangat perlawan terhadap Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

‘Lepaskan Pakaian Perbudakan’, Kata-Kata Fenomenal Jubir PIJ Abu Hamza Sebelum Dibunuh Israel
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Jihad Islam Palestina (Palestine Islamic Jihad/PIJ) telah mengonfirmasi identitas sebenarnya juru bicara sayap militernya, Abu Hamza, yang tewas dalam serangan udara Israel pada Selasa (17/3/2025) malam.
Serangan itu merupakan bagian dari serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian lebih dari 400 warga Palestina, termasuk hampir 200 anak-anak dalam 48 jam terakhir.
Baca juga: Israel Bunuh 970 Orang di Gaza dalam 48 Jam: Houthi-Hizbullah Bersiap, Hamas Masih Kalem, Kenapa?
Dalam sebuah pernyataan, gerakan tersebut mengumumkan kalau Abu Hamza adalah Naji Abu Seif.
Beberapa anggota keluarganya terbunuh bersamanya, termasuk istrinya Shaimaa Abu Seif, saudaranya Ghassan Maher Abu Seif, saudara iparnya Sara Abu Seif, dan anak-anak mereka.
“Dengan penuh kebanggaan dan kehormatan, Gerakan Jihad Islam di Palestina mengumumkan kepada rakyat Palestina yang agung dan kepada negara-negara Arab dan Islam tentang kesyahidan pemimpin Naji Abu Saif Abu Hamza”, kata PIJ, seraya menambahkan bahwa ia “dibunuh oleh tentara kriminal dalam serangan berbahaya yang juga menargetkan keluarganya dan keluarga saudaranya.”
Berikut ini beberapa pernyataan fenomenal Abu Hamza yang paling terkenal semasa menjadi juru bicara PIJ, seperti dilansir PC:
Baca juga: BREAKING NEWS Juru Bicara PIJ Abu Hamza Tewas Bersama Anak-Istri Dibom Israel di Gaza
'Pedang Yerusalem'
Sejak 2014, Abu Hamza telah menjabat sebagai juru bicara Brigade Al-Quds, sayap militer PIJ.
Ia dikenal karena penampilannya yang menonjol di media, terutama setelah konfrontasi militer utama dengan Israel.
Pada bulan Juni 2021, Abu Hamza membuat pernyataan penting setelah Operasi Pedang Yerusalem, nama yang disematkan milisi Palestina untuk perlawanan terhadap serangan Israel di Jalur Gaza yang terkepung antara 11 dan 21 Mei 2021.
Serangan selama 11 hari tersebut mengakibatkan tewasnya lebih dari 260 warga Palestina di Gaza, dan sedikitnya 2.000 lainnya terluka.
Selama periode ini, kelompok perlawanan Palestina menembakkan roket ke arah Yerusalem untuk pertama kalinya, mengejutkan Israel dengan jangkauannya, yang melumpuhkan bandara dan transportasi Israel.
Untuk pertama kalinya, warga Palestina di Israel juga ikut serta dalam pertempuran tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.