Rusia dan Ukraina Saling Serang meski Ada Gencatan Senjata 30 Hari
Putin-Zelensky saling serang beberapa jam setelah Rusia berjanji untuk menghentikan serangan terhadap lokasi energi Ukraina selama 30 hari ke depan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS

TRIBUNNEWS.COM - Rusia dan Ukraina kembali melancarkan serangan udara yang merusak infrastruktur masing-masing, hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk menghentikan serangan terhadap lokasi energi Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan, target Rusia mencakup infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit di Sumy.
"Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan gencatan senjata penuh," katanya, seperti dikutip dari BBC.
Sementara itu, pejabat di wilayah Krasnodar, Rusia selatan, melaporkan bahwa serangan pesawat nirawak Ukraina menyebabkan kebakaran kecil di sebuah depot minyak.
Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim, telah menembak jatuh 57 pesawat nirawak Ukraina, dengan 35 di antaranya berada di atas wilayah perbatasan Kursk.
Di Belgorod, yang berbatasan langsung dengan Ukraina, situasi masih tegang. Moskow menuduh pasukan Ukraina berupaya melakukan serangan darat, tetapi serangan itu berhasil dipukul mundur.
Putin menolak usulan gencatan senjata penuh yang diajukan oleh tim negosiasi Presiden AS Donald Trump.
Ia hanya setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi.
Perundingan lebih lanjut antara AS dan Ukraina akan dilanjutkan pada hari Minggu di Jeddah, Arab Saudi.
Lebih dari 100 rudal dan pesawat nirawak diluncurkan oleh kedua negara pada Rabu dini hari.
Baca juga: Trump-Zelensky Bahas Gencatan Senjata Lewat Telepon, Ukraina Setuju Setop Serang Fasilitas Energi
Serangan terjadi hanya beberapa jam setelah Trump dan Putin melakukan pembicaraan mengenai upaya perdamaian.
Zelensky mengumumkan, ia akan segera menghubungi Trump untuk meminta penjelasan mengenai isi pembicaraannya dengan Putin.
Dalam pernyataan di Helsinki, ia mengatakan, "Kami akan membahas perincian langkah selanjutnya."
Sementara itu, sekitar 80 persen infrastruktur energi Ukraina telah hancur akibat serangan Rusia.
Sebagai balasan, Kyiv terus melakukan serangan drone dan rudal ke wilayah Rusia, terutama menargetkan fasilitas minyak dan gas.
Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya diplomasi, konflik antara Rusia dan Ukraina masih jauh dari kata usai.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.