Hamas Lanjut Negosiasi dengan Mediator, Desak Israel Patuhi Gencatan Senjata di Gaza
Juru bicara Hamas mengatakan pembicaraan terus berlanjut dengan mediator untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Endra Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Abdul Latif al-Qanou, menegaskan pembicaraan dengan mediator masih berlangsung, dengan tujuan menghentikan agresi Israel terhadap rakyat Palestina.
Pembicaraan tersebut menekankan agar Israel mematuhi perjanjian internasional dan memaksanya untuk mundur dari rencana agresifnya di Jalur Gaza.
Abdul Latif al-Qanou menegaskan komitmen Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata yang disepakati sebelumnya.
"Kami menekankan komitmen kami terhadap perjanjian gencatan senjata dan upaya untuk memastikan bahwa perang dapat dihindari secara permanen," kata Abdul Latif al-Qanou kepada Quds, Kamis (20/3/2025).
Ia juga menekankan perlunya pendudukan Israel untuk menarik diri dari Jalur Gaza dan mencabut pengepungan.
Baca juga: Brigade Al-Qassam Bombardir Tel Aviv dengan Roket, Hamas: Ini Balasan Pembantaian Israel di Gaza
Lebih lanjut, Abdul Latif al-Qanou mendesak Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membantu rakyat Palestina.
"Blokade berkelanjutan dan kelaparan penduduk Jalur Gaza, ditambah dengan kampanye genosida yang tak kunjung usai, membutuhkan tindakan segera dari Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam untuk menyelamatkan rakyat Palestina dari bencana kemanusiaan yang makin memburuk," ujarnya.
Abdul Latif al-Qanou menyerukan upaya internasional yang serius dan mendesak untuk mencabut pengepungan Israel terhadap Jalur Gaza.
Ia juga mendesak upaya internasional untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur di Jalur Gaza yang terkepung.
Israel Kembali Serang Jalur Gaza, Langgar Perjanjian Gencatan Senjata
Israel melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza dengan meluncurkan serangan udara pada Selasa (18/3/2025) dini hari.
Serangan udara tersebut mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 19 Januari 2025 yang ditengahi oleh Mesir, Qatar, dan sekutu Israel, Amerika Serikat (AS).
Pada hari Rabu (19/3/2025), tentara Israel mengumumkan pasukannya kembali melancarkan operasi darat di Jalur Gaza tengah dan selatan.
Tentara Israel mencatat selama operasi tersebut, pasukannya telah menguasai dan memperluas kendali baru mereka atas poros Netzarim tengah.
Baca juga: Sisa 59 Sandera Ditawan Hamas dan 24 di Antaranya Mungkin Masih Hidup, Murka Israel Membabi Buta
Israel kembali melakukan serangan pada hari Kamis (20/3/2025) pagi, menewaskan lebih dari 70 orang.
Mereka juga melarang pergerakan di sepanjang poros Salah al-Din, jalan utama yang membentang dari utara ke selatan Jalur Gaza, setelah mengumumkan peluncuran operasi militer darat di Jalur Gaza sehari sebelumnya.
Pemboman Israel sejak hari Selasa mengakibatkan lebih dari 470 kematian dan lebih dari 1.000 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Jika dihitung sejak Oktober 2023 hingga hari ini, serangan Israel membunuh lebih dari 49.617 warga Palestina dan melukai lebih dari 112.950 orang di Jalur Gaza, seperti diberitakan Anadolu Agency.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.