Putin Sampaikan Ucapan Selamat Nowruz kepada Pemimpin Iran
Vladimir Putin mengucapkan selamat Nowruz kepada pemimpin Iran, merayakan persahabatan dan kerjasama.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: timtribunsolo

TRIBUNNEWS.COM - Pada perayaan Nowruz yang merupakan simbol dari Hari Baru, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyampaikan ucapan selamat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, serta kepada Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
Pengumuman tersebut dikeluarkan oleh Kremlin pada hari Jumat, 21 Maret 2025.
Dalam pesannya, Putin menekankan bahwa Iran adalah “teman yang dapat diandalkan dan tetangga yang baik bagi Rusia,” dan menyatakan komitmennya untuk terus mengembangkan hubungan bilateral berdasarkan kemitraan strategis yang komprehensif demi kepentingan kedua negara serta untuk mendukung stabilitas dan keamanan regional.
Apa itu Nowruz?
Nowruz, yang berarti Hari Baru, menandai hari pertama bulan Farvardin dalam kalender Persia.
Perayaan ini biasanya jatuh pada 20 Maret, tetapi pada tahun kabisat seperti 2025, jatuh pada 21 Maret.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui Nowruz sebagai Hari Nowruz Internasional pada tahun 2010, menggambarkannya sebagai festival musim semi asal Iran yang telah dirayakan selama lebih dari 3000 tahun.
Selain ucapan selamat kepada Iran, media Rusia juga melaporkan bahwa Putin mengirim pesan selamat secara terpisah kepada para pemimpin negara-negara lainnya yang turut merayakan Nowruz, termasuk Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Anslisis Hubungan Rusia dan Iran
Pada 17 Januari 2025 lalu, Presiden Putin dan Presiden Pezeshkian menandatangani perjanjian kerja sama yang meskipun tidak menciptakan aliansi militer atau kewajiban langsung, resmi meresmikan hubungan erat yang telah terjalin antara Iran dan Rusia.
Hubungan ini semakin berkembang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Gagasan untuk perjanjian kemitraan strategis antara kedua negara ini muncul pada tahun 2020.
Saat itu, Presiden Iran yang saat itu akan meninggalkan jabatannya, Hassan Rouhani, berusaha mencapai hasil dalam kebijakan luar negeri dengan mencari berbagai perjanjian kerjasama besar, termasuk dengan China.
Baca juga: Ayatollah Ali Khamenei : Houthi Yaman Bertindak Secara Independen, Peringatkan Terhadap Tindakan AS
Mengutip analisis dari Carnegie Politika, meski perjanjian yang ditandatangani pada 2025 merupakan simbol pencapaian kerja sama dalam beberapa tahun terakhir, banyak kalangan yang menilai bahwa perjanjian ini lebih merupakan formalitas birokrasi daripada sebuah terobosan baru.
Sebagian besar aspek kerja sama yang disebutkan dalam perjanjian—seperti energi, transportasi, dan organisasi regional—telah menjadi subyek kesepakatan baru antara Iran dan Rusia dalam tiga tahun terakhir.
Salah satu spekulasi yang paling banyak beredar adalah adanya kemungkinan isu keamanan dalam perjanjian tersebut.
Namun, tidak ada ketentuan serupa dengan pakta yang ditandatangani antara Korea Utara dan Rusia, yang mencakup klausul bantuan timbal balik jika salah satu negara diserang.
Sebaliknya, kedua negara hanya sepakat untuk tidak membantu negara mana pun yang menyerang pihak lain, menunjukkan bahwa keduanya tidak berniat membentuk aliansi militer yang nyata.
Hubungan antara Iran dan Rusia kini berada pada titik tertinggi, yang sebagian besar disebabkan oleh isolasi Rusia dari Barat akibat perang di Ukraina.
Kerja sama antara kedua negara berkembang, tetapi tetap berjalan lambat dan dalam batasan tertentu.
Dengan tujuan utama dari perjanjian 2025 ini adalah untuk mengesahkan pencapaian yang telah diraih dan mengirimkan pesan kepada dunia bahwa Moskow dan Teheran berkomitmen pada kerja sama jangka panjang, ke depan, penting untuk melihat bagaimana kedua negara akan mengelola hubungan ini di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.