TRIBUNNEWS.COM - Libya adalah negara di Afrika Utara yang kni menghadapi masalah internet saat protes meminta Moammar Kadhafi terus berkecamuk. Demikian dilansir CNN dan dikutip Tribunnews.com, Kamis (24/2/2011).

Negara yang terletak di kawasan Sahara yang sudah diperintah selama 41 tahun oleh Kadhafi menghadapi masalah pemblokiran koneksi internet dalam upaya negara itu untuk memberangus para pengunjuk rasa.

Kondisi ini dilaporkan oleh layanan pemantau internet, Renesys. Penyebab dari terputusnya layanan internet ini belum diketahui. Menurut Jim Cowie, pendiri layanan Renesys, mengatakan bahwa selain internet diblokir oleh pemerintah juga disebabkan trafik yang overload.

"Jika ini terjadi di negara lain, mungkin saya bisa mengatakan jika ini disebabkan oleh penyedia layanan. Mungkin mereka memiliki masalah di pusat data dan server mereka tidak bisa berfungsi," katanya.

Seorang jurnalis independen bernama Ben Wedeman memberikan informasi. "Listrik masih berfungsi, ponsel masih berfungsi namun Anda tak bisa  menelepon ke luar negeri. Meski demikian, internet tidak bisa digunakan selama beberapa hari," jelasnya.

Trafik internet internasional dari dan ke Libya diputus sejak Sabtu pagi, pekan lalu, mulai pukul 01.00 dini hari hingga pukul 08.00 pagi. Hal yang sama terjadi lagi pada hari berikutnya dengan jadwal yang sama.