Kroasia Bentuk ‘Pasukan’ Lebah Penyapu Ranjau
Nikola Kezic, asal Kroasia, kini tengah mengembangkan dan melatih lebah-lebah untuk menemukan dan mendeteksi ranjau-ranjau darat.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM – Para peneliti asal negara Balkan, termasuk seorang ahli perilaku lebah madu, Nikola Kezic, asal Kroasia, kini tengah mengembangkan dan melatih lebah-lebah untuk menemukan dan mendeteksi ranjau-ranjau darat.
Masyarakat negeri yang pernah terkoyak dalam perang Balkan di era 90-an itu saat ini masih menderita ketakutan akibat ranjau-ranjau darat yang tersisa dan masih tertanam di wilayahnya.
Sedikitnya masih ada kawasan total seluas 750 kilometer persegi di Kroasia, yang dikhawatirkan masih tertanam ranjau-ranjau mematikan. Kezic yang juga seorang profesor di Zagreb University saat ini terus melatih dan mengembangkan kemampuan indra penciuman lebah madu sehingga mampu mendeteksi keberadaan TNT di dalam ranjau.
Caranya dengan melatih mereka mendeteksi makanannya yang telah diberi aroma dari partikel TNT.
Target awal Kezic adalah menjadikan lebah-lebah madu yang dilatihnya itu mampu mendeteksi target yang diberikan.
"Jika mereka bisa seperti itu kami sudah sangat puas," ujar Kezic. Program riset berkode nama "Tiramisu" itu dibiayai dan disponsori dana dari Uni Eropa di mana Kroasia telah bergabung di dalamnya sejak 1 Juli tahun lalu.
"Tidak sulit untuk melatih seekor lebah. Namun, bagaimana caranya melatih sekoloni lebah-lebah, tentunya hal itu bakal menjadi kesulitan tersendiri," tambah Kezic.
Menurut data Pemerintah Kroasia, sejak perang Balkan berkecamuk tahun 1991, sedikitnya 2.500 orang tewas terkena ledakan ranjau darat. Sepanjang perang berlangsung, sedikitnya 90.000 ranjau darat dipasang secara acak di seluruh wilayah negeri itu.