Telkom Bangun Jaringan Optik Berkecepatan Tinggi
Telkom Indonesia dan Alcatel-Lucent (Euronext dan NYSE: ALU) membangun jaringan optik berkecepatan tinggi
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA -Telkom Indonesia dan Alcatel-Lucent (Euronext dan NYSE: ALU) hari mengumumkan kesepakatan untuk membangun sebuah jaringan optik berkecepatan tinggi generasi-berikut di wilayah Kalimantan dan Sulawesi, dan juga Jabotabek, yang akan meningkatkan kurang lebih 50% lalu lintas data Telkom Indonesia.
Jaringan serat optic yang dibangun menggunakan teknologi konvergensi wavelength division multiplexing/optical transport (WDM/OTN) yang akan memungkinkan Telkom Indonesia memiliki kemampuan 100 gigabit-per-detik (100G). Teknologi ini mampu memenuhi permintaan pelanggan akan layanan selular bandwidth tinggi, termasuk video, multimedia dan aplikasi data intensif lainnnya dengan efektif dan hemat biaya.
Saat ini Telkom Indonesia memberikan layanan broadband kecepatan tinggi kepada lebih dari 19 juta pelanggan dan 125 juta pelanggan seluler.Jaringan 100G akan mencakup 50% dari lalu lintas broadband kecepatan tinggi di wilayah layanan Telkom Indonesia.
Menurut Direktur Utama Telkom Indonesia Arief Yahya, kebutuhan yang terus meningkat akan aplikasi dan perangkat yang membutuhkan bandwidth, menyebabkan permintaan yang luar biasa di seluruh jaringan kami. Kami harapkan melalui solusi transport optik 100G Agile Optical Networking (AON) Alcatel-Lucent, Telkom dapat memberikan kemampuan tinggi berikut fleksibilitas dan efisiensi yang dalam untuk melayani para pelanggan kami saat ini dan di masa yang akan datang.”
Sementara itu Bobby Rasyidin, Senior Eksekutif Alcatel-Lucent di Indonesia mengatakan dengan wilayah geografis yang meliputi lebih dari 17.000 pulau, Telkom Indonesia membutuhkan penyedia teknologi untuk membangun sebuah landasan teknologi yang dapat melayani sebuah wilayah yang luas dengan efektif dan hemat biaya. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Alcatel-Lucent akan membantu terciptanya sebuah platform umum yang memiliki efisiensi dan kemampuan jaringan bagi 200 juta penduduk Indonesia.”