Arsitektur Cerdas Sistem Pendingin Notebook Xenom
Laptop cooling system atau system pendingin menjadi salah satu elemen terpenting dalam sebuah notebook
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laptop cooling system atau system pendingin menjadi salah satu elemen terpenting dalam sebuah notebook untuk menjaga temperatur tetap stabil. Terlebih lagi notebook gaming, yang kerap menjalankan aplikasi game hingga berjam-jam bahkan sampai seharian.
Kebanyakan notebook mengalami kerusakan atau kepanasan (overheating) setelah penggunanya memainkan game selama berjam-jam. Itu hal yang normal terjadi. Penyebabnya, temperatur mesin notebook yang terlalu panas langsung"menyerang" kinerja GPU atau kartu grafis.
Dampaknya, di sisi pengguna, kualitas visual pada notebook akan menurun seiring frame per second (fps)-nya turun. Agar kembali normal, notebook yang bekerja keras itu harus diistirahatkan sampai temperaturnya turun atau dingin.
Sebaliknya, Xenom, pemegang brand notebook gaming local pertama di Indonesia, mengklaim bahwa seluruhtipe notebook— Pegasus, Siren, Shiva, Phoenix, dan Hercules — bias mendukung aktivitas gaming hingga 24 jam penuh. Teruji tanpa hambatan.
"Rata-rata pengguna menghabiskan waktu enam hingga delapan jam sehari untuk bermain game. Beberapa gamers malah rela bermain seharian hingga 12 jam kalau akhir pekan. Tidak semua notebook mampu meladeni itu. Kadang-kadang laptop menjadi panas, dan lama kelamaan mesin, prosesor, dan GPU jadi rusak,” terang Rolly Edward, General Manager Xenom Indonesia.
“Tapi, notebook Xenom berbeda. Notebook kami mampu meladeni aktivitas gaming sampai 24 jam penuh, main game non-stop. Kami ingin gamers bisa bermain game lebih convenient," ujar Rolly Edward.
Menurut Rolly, arsitektur system pendingin yang cerdas dan efisien bias membuat kinerja notebook lebih maksimal. Pada seluruh tipe notebook-nya, Xenom memakai arsitektur system pendingin di mana heat pipe (pipa penyalur panas) dari prosesor dan GPU dibuat terpisah. Sistem pendinginan terpisah semacam ini memastikan kedua komponen utama tersebut terjaga temperaturnya, tetap rendah dan tidak “saling mengganggu”.
Berbeda dengan notebook biasa, heat pipe dibuat hanya satu jalur ke heat sink, sehingga panas dari prosesor akan melalui GPU baru kemudian heat sink. Akibatnya, ketika notebook menjalankan game dalam waktu yang lama, panas GPU dapat mempengaruhi CPU atau sebaliknya. Saat suhu meningkat tinggi, umumnya notebook akan menurunkan performa CPU atau GPU agar sistem tetap normal. Namun, hal ini mengakibatkan kenyamanan gaming terganggu karena game membutuhkan performa optimal dari sistem.