TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebutuhan konsumen terhadap proyektor kian meningkat seiring dengan beralihnya beragam gaya hidup ke arah digital dalam berbagai lingkup: perkantoran, rumah tangga dan pendidikan.

Persoalannya, ketiga lingkungan itu membutuhkan projektor dengan spesifikasi yang berbeda-beda dan tak mungkin dipenuhi oleh satu perangkat saja. Di perkantoran, misalnya, tentu lebih memerlukan projektor untuk kebutuhan presentasi atau rapat jarak jauh, sedangkan rumah tangga menginginkan proyektor yang menawarkan beragam fitur untuk hiburan.

Adapun sektor pendidikan memerlukan proyektor yang mampu mengubah proses belajar-mengajar menjadi lebih interaktif, menarik dan mudah dipahami peserta didik.

Memahami keragaman kebutuhan itu, Epson, produsen proyektor nomor satu di dunia dalam kurun waktu 12 tahun terakhir, meluncurkan produk baru untuk mengisi seluruh kebutuhan segmen yang berbeda tersebut. Tak tanggung-tanggung, Epson memperkenalkan tujuh proyektor sekaligus kepada puluhan jurnalis dari Sumatera sampai Papua di Hotel Conrad, Bali, Kamis (5/12).

Tiga dari proyektor tersebut ditujukan untuk kelas bisnis, yaitu EB-4000 Series, EB-G6000 Series dan EB-9 Series, sementara dua lainnya mengisi kelas pemula, yakni EB-S200 dan EB-X200 yang khusus dibuat untuk pasar Indonesia. Guna memberikan sarana hiburan bagi keluarga, Epson juga menawarkan EH-TW5200, proyektor home theater 3D sinema Full HD dan seri EH-TW8200 yang memiliki level kontras sangat tinggi, yaitu 600.000:1.

Menariknya, Epson berani memastikan proyektor buatan mereka tiga kali lebih terang dibanding kompetitornya. Klaim ini didukung hasil penelitian ilmiah oleh lembaga independen dan dalam demonstrasi langsung di depan para jurnalis. Produk lain biasanya hanya menonjolkan kecerahan warna putih yang diukur dengan satuan lumens atau lm, 4500lm, misalnya.

Sementara Epson, tak hanya unggul di kecerahan warna putih, tetapi juga kecerahan warna lain atau colour brightness yang sangat penting ketika Anda ingin menampilkan gambar yang berwarna-warni.
Dalam acara peluncuran, Epson menunjukkan kebutuhan presentasi berwarna ini di sekolah saat pelajaran elektronika.

Banyak proyektor yang menampilkan warna tak sesuai dengan aslinya, sehingga pelajar tak bisa melihat warna asli selama guru presentasi di kelas. Pelajar kesulitan membedakan warna cincin resistor yang berbeda-beda.

“Rela bayar proyektor bayarnya penuh dapatnya sepertiga?” kata Chris Herman Gunawan, General Manager Business & Corporate PT Epson Indonesia, mengomentari kelemahan proyektor non-Epson.