Perpustakaan Seharusnya Berbasis Digital
Pengelola perpustakaan harus mampu memanfaatkan serbuan teknologi informasi (TI) yang kian gencar.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS, JAKARTA—Pengelola perpustakaan harus mampu memanfaatkan serbuan teknologi informasi (TI) yang kian gencar. Ini penting, terutama meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk berkunjung dan membaca di perpustakaan.
Salah satu strategi yang mengedepankan TI ini adalah dengan menyiapkan fasilitas online bagi pengunjung. Fasilitas ini mengarah kepada tren digital library atau perpustakaan digital.
"Cara ini akan memudahkan pengunjung mencari buku yang diinginkannya," kata Kepala Humas Perpustakaan nasional Republik Indonesia Agus Sutoyo, Selasa (25/2/2014).
Saat ini pemerintah mewajibkan bahwa setiap perpustakaan baik di provinsi maupun kabupaten/kota harus menyediakan sarana online berupa internet selain fasilitas konvensional bagi pengunjung.
Terpisah, Erlyn Sulistyaningsih, Direktur Program PerpuSeru menyatakan, tidak hanya mendorong minat masyarakat untuk datang lebih sering ke perpustakaan untuk belajar, teknologi juga memberikan masyarakat akses yang lebih luas terhadap informasi, serta mendorong iklim bisnis yang kompetitif.
Disinggung program PerpuSeru, sampai saat ini telah memberdayakan 34 perpustakaan umum pemerintah di 16 provinsi di Indonesia melalui penyediaan akses komputer dan internet perpustakaan.
"ini memberi manfaat langsung kepada anggota masyarakat yang tidak memiliki perangkat komputer dan internet di rumah, sekaligus berperan sebagai rumah belajar (learning centre),' katanya.
Dari data yang diperoleh program yang diinisiasikan oleh Coca-Cola Foundation Indonesia dan Bill & Melinda Gates Foundation ini, lebih dari 5,000 pengguna perpustakaan di seluruh Indonesia telah mendapat pelatihan komputer dan internet.
"Lebih dari 3,5 juta orang telah mendapat kesempatan untuk mencari pekerjaan atau informasi untuk mengembangkan bisnisnya lewat internet," kata Erlyn. (Eko Sutriyanto)