IBM Mulai Terapkan Jualan Berbasis Cloud
Toko aplikasi yang disebut IBM dengan Cloud Marketplace ini akan menyediakan aplikasi-sekitar 100 aplikasi cloud
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM – Guna meyakinkan bahwa era komputasi awan telah tiba, dan menyediakan layanan cloud-nya bagi lebih banyak pengguna, IBM berencana untuk menyediakan semua aplikasi cloud-nya dalam satu web marketplace, sehingga menyerupai toko aplikasi.
Toko aplikasi yang disebut IBM dengan Cloud Marketplace ini akan menyediakan aplikasi-sekitar 100 aplikasi cloud yang bisa digunakan oleh kalangan bisnis dan perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan layanan software-as-a-service (SaaS).
Dikutip dari Recode, selain platform SaaS, beberapa layanan cloud IBM yang bisa diunduh dari toko aplikasinya antara lain seperti Platform-as-a-Service Bluemix, dan infrastruktur cloud computing SoftLayer yang menjadi pesaing Amazon Web Services yang juga telah diakuisisi IBM tahun lalu.
"Sebagian besar marketplace ditujukan untuk para developer software, namun toko aplikasi kami ditujukan langsung bagi lini bisnis perusahaan," ujar Steve Mills, Senior Vice President IBM.
"Kami mencoba membagi-baginya berdasar apa yang dibutuhkan oleh konsumen dengan beragam, peran yang berbeda dalam perusahaan." imbuh Mills.
Mills mengatakan, terdapat aplikasi untuk tim marketing, untuk menjalankan rantai suplai, pembiayaan dan layanan legal serta beberapa aplikasi bisnis-sentris yang disediakan dalam Cloud Marketplace.
IBM juga mengizinkan konsumennya untuk memilih dan mencoba berbagai layanannya itu sendiri.
Konsep ini mirip dengan yang ditawarkan oleh Amazon atau Salesforce.com yang saat ini telah memiliki katalog 1.800 aplikasi bisnis yang sebagian besar dibuat oleh pihak ketiga.
Begitu pula dengan marketplace IBM, software buatan pihak ketiga yang akan bergabung antara lain New Relic, software performance service yang berkembang pesat. Selain itu ada pula layanan e-mail berbasis cloud buatan SendGrind, aplikasi bisnis berbasis ponsel dari Twilio, dan MongoDB yang menyediakan database di cloud.
IBM di bawah pimpinan CEO, Ginni Rometty mulai meninggalkan cara berjualan tradisional dan mulai beralih ke online melalui layanan cloud. Para pengamat melihat kesuksesan IBM di masa mendatang bergantung dari strategi ini.