Dukung e-Blusukan Jokowi Dengan 'Smart City'
Platform ini bisa dipakai dalam suatu virtual operation room dengan infrastruktur cloud computing dan sensor
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Salah satu konsep pengawasan yang digadang-gadang Joko Widodo jika telah menjadi presiden adalah e-blusukan untuk menghemat anggaran. Program ini diperkirakan dalam waktu dekat bakal diaplikasikan.
Dukungan pun datang dari berbagai pihak. Bahkan Institut Teknologi Bandung telah menyiapkan otak dari e-Blusukan.
“Kami ingin mendukung e-blusukan dengan membuat “otak” dari smart city yaitu smart system platform (SSP). Soalnya semangat e-blusukan itu ada di smart city,” ungkap Guru Besar ITB sekaligus inisiator Smart City Indonesia di sela-sela International Conference on ICT for Smart City Suhono Harso Supangkat dalam rilisnya.
Dijelaskannya, platform ini bisa dipakai dalam suatu virtual operation room dengan infrastruktur cloud computing dan sensor (blusukan) komponen kota, kemudian diproses di cloud agar di mengerti (understanding) oleh stakeholder kota yang selanjutnya melakukan "action" untuk solusi persoalan kota.
“Beberapa kota telah tertarik untuk menggunankan produk ini. Kita harapkan Presiden Jokowi juga mau mengadosi ini untuk e-blusukannya,” kata salah satu kandidat Menkominfo di Kabinet 2014-2019 ini.
Menurutnya, komponen “otak” dari smart city memegang peranan penting karena merupakan gabungan perangkat keras, lunak dan culture.
ITB telah mengeluarkan suatu model kematangan smart city, yang bisa dipakai untuk melihat sejauh mana tingkat kesiapan atau keberadaan kota untuk mencapai kondisi kota Cergas (Cerdas dan Gegas).
Tingkat Kematangan ini dibuat leveling mulai dari : pertama. Adhoc alias ikut-ikutan tanpa perencanaan. Kedua, initiatives atau mempunyai master plan yang akan dijalankan.
Ketiga, scattered (sudah mulai dibangun tapi masih sektoral). Keempat, integratif (sudah mulai dilakukan integrasi). Kelima, smart alias sudah dilakukan pembangunan ekosistem smart city.
Pengukuran ini masih dalam konteks Digital Smart City atau lebih soft infrastruktur. Untuk level berikutnya (second curve), dibangunnya hard infrastruktur seperti transportasi publik, energi, air dan lainnya untuk kenyamanan, keamanan dan keberlanjutan pembangunan ekonomi kota.
“Tahun ini ITB dan Telkom Grup tengah bekerja sama melakukan riset tentang Kematangan dan kebutuhan smart city di beberapa kota. Dibuka bisnis modelnya dengan beragam cara, bisa sewa, beli, atau lainnya,” pungkasnya.