Melalui Metode CFD BMKG Kembangkan Teknologi Deteksi Cuaca
Melalui metode CFD) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengembangkan teknologi deteksi cuaca dan iklim yang lebih tepat
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA- Melalui metode komputasi dinamika fluida (CFD) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengembangkan teknologi deteksi cuaca dan iklim yang lebih teliti, tepat.
Hal ini diutarakan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng, disela-sela Seminar Ilmiah dan Studium Generale (Kuliah Umum) yang disampaikan oleh Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD. di Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Acara dilaksanakan Pusdiklat BMKG bekerja sama dengan Puslitbang BMKG tersebut merupakan tindak lanjut dari Penandatanganan MoU BMKG-Chiba University.
Terkait dengan teknologi CFD itu data tentang perubahan temperatur, tekanan, kerapatan, kelembaban dan indikasi lain di udara dapat didapatkan dan dilaporkan ke pusat secara terus-menerus. Artinya, perubahan cuaca dan iklim akan terus dilaporkan.
Andi mengatakan CFD penting dalam melaporkan perubahan iklim dan cuaca secara terus menerus (real time).
"Persamaan dasarnya sama sehingga kita kembangkan penerapannya. Mengapa CFD ini penting sekali? Karena buktinya kita ini untuk prakiraan cuaca dan iklim itu sama-sama berinteraksi dengan zat mengalir baik yang kaitannya dengan temperatur, tekanan, kerapatan, kelembaban dan sebagainya. Di dalam persamaan dasar itu kemudian dihitung jelasnya."
"Teknologi ini diadopsi dari dunia penerbangan. CFD biasa dipakai untuk mendesain dan menganalisis pesawat terbang," kata Andi
CFD merupakan simulasi gerakan zat mengalir (zalir) yang bisa bisa berupa air, udara dan segala macamnya berikut dengan apa yang ada di dalamnya, reaksi kimianya, bentuk fisiknya dan segala macam