Ilmuwan Prediksi Bakal Terjadi Gempa Super Dahsyat
Ilmuwan memprediksi akan adanya gempa super dahsyat atau mega-quake menyusul gempa bumi kuat yang melanda wilayah Ring of Fire dalam sepekan terakhir
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan memprediksi akan adanya gempa super dahsyat atau mega-quake menyusul gempa bumi kuat yang melanda wilayah Ring of Fire dalam sepekan terakhir.
Setelah Jepang, Ekuador juga diguncang gempa berkekuatan 7,8 SR.
Gempa juga tercatat mengguncang kawasan Kepulauan Tonga yang masih satu satu rangkaian zona subduksi pasifik.
Gempa besar yang melanda wilayah Jepang terjadi dua kali, yakni pada Kamis (14/4/2016) berskala 6,2 dan Sabtu (16/4/2016) berskala 7,3.
Kemudian pada Minggu (17/4/2016), gempa berskala 6,1 SR melanda Tonga yang berada di dekat Pasifik.
Tidak ada laporan kerusakan akibat kejadian tersebut.
Terakhir, ujung lain dari Cincin Api, yakni Ekuador juga diguncang gempa berskala 7,8 SR.
Simulasi Mega-Quake disertai tsunami yang dikeluarkan NOAA, Pacific Tsunami Warning Center dan National Weather Sevice. Peta ini memperlihatkan kemungkinan akan terjadinya gempa bumi super dahsyat berkekuatan setidaknya 9.2 SR yang terjadi pada zona subduksi cascadia. Peta interaktif ini juga memperlihatkan simulasi rambatan gelombang tsunami dari perairan Amerika hingga mencapai wilayah perairan Jepang | NOAA via Daily Mail
Seismolog University of Colorado, Roger Bilham mengatakan, serangkaian kejadian tersebut dapat memicu gempa dengan kekuatan sekitar empat kali lebih besar dari magnitudo 8,0.
"Dan bila tertunda, tekanannya terakumulasi selama berabad-abad memicu gempa mega yang lebih berbahaya," kata Roger seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (18/4/2016).
Selain empat gempa besar di wilayah itu, pekan lalu juga ada getaran di Filipina, Vanuatu dan Myanmar yang juga di jalur Cincin Api.
Sebagaimana dilaporkan Tribun Jambi (Tribunnews.com Network), warga di Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara juga dikagetkan dengan dua kali gempa pada Minggu kemarin dengan skala 5 dan 5,1 SR.
Untuk diketahui, jalur Cincin Api berbentuk seperti tapal kuda yang membentang di Samudera Pasifik.
Itu menjadi lokasi di mana lempeng tektonik bergeser sehingga gempa dan gunung berapi adala hal umum.
Menurut US Geological Survey, sebuah lembaga independen yang memonitor bencana alam, gempa bumi mega jarang terjadi, tetapi bukannya itu tidak mungkin.
Pasalnya, daerah di mana pergeseran lempeng terjadi mampu menghasilkan gempa berkekuatan 10 SR.
Namun para ilmuwan belum dapat sepenuhnya memperhitungkan mega gempa, karena baru mengukur aktivitas seismik dalam waktu 100 tahun terakhir.
Gempa yang terjadi di Ekuador Minggu malam menjadi yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir bagi negara itu.
Selain menewaskan 77 orang, gempa tersebut melukai 588 orang.
Gempa Ekuador
BBC melaporkan, setidaknya sudah 413 orang diketahui tewas akibat gempa yang melanda Ekuador, sementara sekitar 2.500 orang terluka, ungkap para pejabat pemerintah.
LIHAT: Gempa Ekuador Tewaskan 413 Orang
Gempa 7,8 skala Richter melanda pantai Pasifik Ekuador pada hari Sabtu (16/4), dan pencarian korban terus dilangsungkan.
Biaya pembangunan kembali kemungkinan berada di kisaran miliaran dolar, kata Presiden Rafael Correa saat berkunjung ke wilayah yang terkena dampak paling parah.
Dia mengatakan, gempa ini adalah tragedi terbesar yang melanda Ekuador dalam tujuh dekade terakhir.
Hari Senin (18/4), enam orang -termasuk seorang perempuan berusia tiga tahun dan seorang lagi berusia sembilan bulan- diselamatkan dari reruntuhan sebuah hotel dekat kota pesisir Manta.
Pemakaman sudah dilangsungkan terhadap sejumlah korban tewas di Portoviejo dan Pedernales, dua kota yang menderita paling parah.
"Saya takut bahwa angka korban akan terus meningkat," kata seorang preasiden Correa yang tampak terguncang dalam pidato televisi.
"Ada tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan, dan ini yang sedang diprioritaskan," katanya.
Sekitar 10.000 tentara dan 3.500 polisi dikerahkan ke kawasan-kawasan yang diterjang gempa untuk membantu operasi penyelamatan.
Presiden memperingatkan bahwa gempa akan menelan biaya miliaran dolar.
Padahal saat ini negara penghasil minyak itu masih mengalami kesulitan ekonomi.
Penyebabnya kemerosotan harga minyak mentah global.(*)