Ilmuwan Jepang Ini Tak Percaya Raih Nobel Kedokteran
Dia dianggap berjasa atas penemuannya tentang degradasi dan daur ulang sel dalam proses yang disebut sebagai autofagi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Komite Nobel mengumumkan bahwa Hadiah Nobel Kedokteran 2016 diberikan kepada ahli biologi dari Jepang, Yoshinori Ohsumi.
Dia dianggap berjasa atas penemuannya tentang degradasi dan daur ulang sel dalam proses yang disebut sebagai autofagi.
Penemuan Dr Ohsumi ini dianggap penting karena membantu menjelaskan banyak hal yang menyebabkan sejumlah penyakit, mulai dari kanker hingga parkinson.
Ohsumi yang merupakan profesor kehormatan di Institut Teknologi Tokyo sebelumnya dianugerahi sebagai pemenang Penghargaan Nobel bidang Fisiologi atau Kedokteran pada Senin (3/10/2016) kemarin.
Namun ahli biologi Jepang tersebut mengaku tidak percaya bahwa dirinya meraih penghargaan Nobel.
Ohsumi dan istrinya pada Selasa (4/10/2016) hari ini menggelar keterangan pers di kampusnya di Kota Yokohama, dekat Tokyo.
Ia mengungkapkan perasaannya menerima penghargaan Nobel saat menikmati minuman di rumahnya.
Ohsumi mengatakan, sebagai seorang peneliti tidak ada penghargaan tertinggi selain Nobel.
Ia mengatakan bahwa pekerjaannya merupakan hasil dari dukungan banyak orang dan merasa bersyukur karena diberkati oleh teman-teman dan rekan-rekan peneliti yang luar biasa.
Sementara istrinya Mariko tertawa lebar saat menjelaskan bagaimana perasaannya saat mendengar kabar kemenangan suaminya.
Ia mengatakan bahwa suaminya selalu menggodanya, jadi ketika suaminya memberitahu kemenangannya di Nobel, awalnya mengira suaminya itu berbohong.
Ohsumi dan istrinya dijadwalkan akan menghadiri upacara pemberian penghargaan di Stockholm, Swedia pada 10 Desember mendatang.
Ketika mengetahui ia mendapat Hadiah Nobel Kedokteran 2016, ia dilaporkan terkejut tetapi 'benar-benar merasa terhormat'.
Dalam wawancara dengan televisi Jepang NHK, Dr Ohsumi mengatakan tubuh manusia selalu mengulang proses membusuk otomatis, atau kanibalisme, dan ada keseimbangan sempurna antara formasi dan pembusukan. "Itulah hidup," katanya.
Yoshinori Ohsumi telah bekerja di Institut Teknologi Tokyo sejak 2009.
Lebih dari 270 ilmuwan dicalonkan untuk mendapatkan hadiah ini dengan pemenangnya mendapat hadiah sekitar Rp12 miliar.
Pemenang bidang fisika, kimia, dan perdamaian akan diumumkan beberapa hari mendatang. (NHK/BBC).