TRIBUNNEWS.COM - Berat badan menjadi salah satu indikator penting dalam tumbuh kembang Si Kecil di usia emasnya. Apabila pertumbuhan umurnya diikuti dengan pertambahan berat badan yang sesuai dengan standar, itu berarti Si Kecil telah memenuhi gizinya secara optimal dan melalui proses pertumbuhan yang normal. 

Menurut pedoman berat badan ideal untuk anak mulai dari usia 0-5 tahun dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak laki-laki yang telah menginjak usia 1 tahun idealnya memiliki berat badan 9,6 kg dan anak perempuan idealnya memiliki berat 8,9 kg.

Namun faktanya, masih ada sebagian anak yang mengalami masalah berat badan kurang.  Berat badan si Kecil yang tak kunjung naik bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor genetik, pembentukan pola dan kebiasaan makan dari orang tua, faktor penyakit yang memiliki efek samping penurunan berat badan, serta faktor psikologis seperti gangguan makan. 

Kejadian gangguan makan atau sulit makan pada anak memang kerap dialami oleh anak-anak yang menginjak usia 1 tahun ke atas, di mana anak mulai beralih dari makanan yang lunak ke makanan padat. 

Melansir dari Kompas.com, dalam Buku Pintar Menu Balita (2008) yang ditulis Ayu Bulan Febry & dr. Zulfito Marendra, disebutkan bahwa anak yang sudah menginjak usia 1-5 tahun memang menjadi lebih aktif dan memiliki keinginan untuk mengeksplorasi berbagai macam hal, termasuk juga makanan. Maka itulah, tak heran jika Si Kecil mulai mengalami perubahan dalam hal kemampuan makan, kebiasaan, ataupun selera makan. 

Karena itu jugalah, anak-anak pada rentang usia tersebut tak jarang menjadi picky eater ataupun selective eater. Bagi sebagian orang tua, mungkin ada beberapa yang kurang familiar atau bahkan tidak dapat membedakan kedua jenis masalah makan pada anak tersebut. Namun, sebenarnya kedua masalah gangguan makan tersebut sedikit berbeda. 

Lantas, manakah yang menjadi penyebab berat badan Si Kecil tak kunjung naik? Untuk mengetahuinya, Bunda perlu mengenali perbedaan dari picky eater dan selective eater terlebih dahulu. 

Baca juga: Bonding Orang Tua dan Anak Penting untuk Dukung Kecerdasannya

Perbedaan picky eater dan selective eater 

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), picky eater termasuk ke dalam masalah makan yang normal dialami oleh anak pada masa perkembangannya di usia 1-3 tahun. Biasanya, anak yang picky eater masih mau mengonsumsi makanan, tetapi cenderung hanya mau memakan satu macam asupan dari satu kelompok jenis makanan. 

Contohnya, walaupun Si Kecil menolak untuk mengonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat, tetapi ia masih mau makan roti atau mie sebagai penunjang kebutuhan karbohidratnya. 

Dalam fase ini, picky eater masih merupakan fase normal dalam perkembangan seorang anak. Lain halnya dengan selective eater yang bisa mengakibatkan masalah yang lebih serius. 

Sebab, anak yang selective eater cenderung menolak hampir semua jenis makanan dalam kelompok makanan yang diberikan. Misalnya, Si Kecil sama sekali enggan mengonsumsi karbohidrat, baik itu nasi, roti, atau mie. Atau sebaliknya, anak masih mau mengonsumsi protein, tapi benar-benar menolak untuk makan sayur-sayuran. 

Dengan demikian, anak yang selective eater lebih cenderung mengalami defisiensi makro atau mikronutrien (kekurangan gizi). Akibatnya, tumbuh kembang anak bisa terhambat dan rentan terkena stunting. 

Ada beberapa penyebab anak menjadi picky eater, mulai dari pemberian MPASI yang terlalu dini tanpa saran dokter, proses makan yang tidak menyenangkan dan cenderung penuh paksaan, faktor lingkungan, hingga jadwal makan dan minum susu yang terlalu dekat. 

Sedangkan untuk selective eater, anak yang mengalami ini cenderung memiliki kondisi kesehatan yang berbeda, seperti kelainan pencernaan atau gangguan mengunyah dan menelan. 

Kedua permasalahan pola makan pada anak ini sama pentingnya untuk dicegah dan ditangani. Sebab, kedua kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena dapat memengaruhi tumbuh kembang anak yang tidak optimal dan berat badan tak kunjung naik dan tertinggal dengan teman sebayanya. 

Baca juga: Si Kecil Alami GTM? Jangan Stres Bun, Ada Solusinya!

Atasi masalah anak picky eater dan selective eater

Menghadapi anak dengan kecenderungan picky eater dan selective eater memanglah tidak mudah. Namun, menurut IDAI, kedua masalah makan tersebut bisa diatasi dengan beberapa cara, seperti menyajikan makanan dalam porsi kecil, berikan contoh makan yang baik menyenangkan, serta terus mencoba memberikan makanan baru pada anak.

Cara lain yang Mom juga bisa lakukan adalah untuk membantu mengoptimalkan nutrisinya serta meningkatkan nafsu makan adalah memberikan asupan nutrisi tambahan yaitu susu pertumbuhan Morinaga Morigro.

Morinaga Morigro adalah susu dengan formula GROMAX yang hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah makan pada anak, seperti GTM, picky eater, selective eater, dan masalah makan lainnya. 

Susu pertumbuhan ini diperkaya dengan minyak ikan yang dipercaya bisa menambah nafsu makan anak, sehingga Mom tidak perlu khawatir berat badan anak akan tertinggal dari teman sebayanya. Dengan rasa yang enak dan rendah gula, susu ini cocok dikonsumsi oleh anak berusia di atas 1 tahun. 

Tak hanya itu, susu ini juga mengandung Bifidobacterium dan serat FOS yang efektif untuk dukung kesehatan pencernaan Si Kecil, tinggi akan vitamin A, C, dan E, mengandung Kalsium, Zink, Omega 3 dan 6, serta dilengkapi dengan 14 vitamin dan 9 mineral yang bermanfaat untuk daya tahan dan tumbuh kembang anak.

Selain itu kandungan DHA di susu morinaga morigo bermanfaat dalam menunjang kecerdasan anak, terutama di periode emas yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. 

Dengan berbagai keunggulan tersebut, Morinaga Morigro siap membantu Si Kecil dalam meningkatkan nafsu makan dan berat badannya. Yuk Mom, dukung anak agar bisa tetap tumbuh dan berkembang dengan maksimal bersama Morinaga Morigro! 

Penulis: Andeska Gladiaventa | Editor: Anniza Kemala