Mentan Amran Sulaiman Tinjau Lahan Jagung di Sumbawa
Dalam kesempatan tersebut, Mentan Amran Sulaiman fokus pada isu produksi jagung dan bencana kekeringan yang melanda sejumlah lahan.
Penulis: Sponsored Content
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertanian Amran Sulaiman meninjau lahan jagung di Desa Motong, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat (31/7/2015) lalu.
Dalam kesempatan itu, Mentan mendapat informasi jagung di tingkat petani Rp 2.100 per kilogram. Harga sebesar itu menurut Mentan belum memberikan keuntungan pada petani, bahkan sering kali petani masih rugi.
“Artinya, harga jagung basah di tingkat petani Rp 1.500 per kilogram. Kami minta Bulog beli dengan harga Rp 2.400 per kilogram untuk jagung kering supaya petani untung,” tukas Mentan dalam kesempatan tersebut.
Selain meminta Bulog membeli jagung dengan harga yang pantas, Amran Sulaiman juga meminta lembaga itu terus menyerap jagung langsung pada petani.
Itu dilakukan agar para petani bersemangat menanam jagung, karena bakal mendapat harga yang menguntungkan.
Mentan Amran juga mengatakan Indonesia telah mengekspor 400 ribu ton jagung ke berbagai negara. Jagung tersebut berasal dari Gorontalo, Dompu, Bima, Sumbawa, dan lain-lain.
Khusus untuk Sumbawa, ekspor jagung yang telah dilaksanakan mencapai 134 ribu ton.
“Ke depan harapannya bisa mengekspor jagung hingga 700 ribu ton,” tutur Amran ketika menghadiri pelepasan ekspor jagung di hari dan tempat yang sama.
Sementara dalam kunjungan ke Desa Motong tersebut, Mentan Amran turut ditemani berbagai pejabat terkait, seperti Direktur Jenderal Tanaman Pangan Hasil Sembiring, Direktur Pelayanan Publik Wahyu Suparyono, Ketua Umum Kontak Tani Andalan Nasional (KTNA) Winarno Tohir, Staf Ahli Menteri Pertanian Mukti Sarjono, Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTB Husnul Fauzi, dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTB Hartinah.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat memberi arahan terkait produksi jagung dan bencana kekeringan di Sumbawa, NTB, Jumat (31/7/2015) lalu.
Di samping fokus pada produksi jagung di Sumbawa, Kementerian Pertanian juga akan turut membantu mengatasi kekeringan yang sedang melanda sejumlah lahan di Sumbawa.
Mentan Amran menuturkan, akan ada Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 30 miliar untuk pembangunan embung, sumur dangkal, dan sumur bor di wilayah tersebut.
Selain itu, masih ada pula pompa air sebanyak 36 unit yang diberikan langsung.
“Ini untuk mengatasi kekeringan di Sumbawa, sehingga petani masih tetap menanam jagung,” kata Mentan Amran.
Sejauh ini pembangunan sumur dan bantuan pompa air menjadi dua senjata utama Kementan menghadapi kekeringan yang melanda sejumlah lahan di Indonesia.
Selain di Sumbawa, Mentan juga telah mengunjungi Kabupaten Sragen di Jawa Tengah dan Kabupaten Timur Tengah Selatan di Nusa Tenggara Timur guna meninjau lahan pertanian yang mengalami kekeringan.
Mengenai kekeringan itu sendiri, hal tersebut memang menjadi masalah klasik yang dihadapi petani Indonesia setiap tahun. Tercatat sekitar 198 ribu hektar lahan pertanian di seluruh Indonesia berpotensi mengalami kekeringan pada tahun ini.
Atas dasar itu, Kementan melakukan gerak cepat sebagai langkah antisipasi. Selain pembangunan sumur, bantuan pompa air juga diberikan pada para petani.
Jumlah total bantuan pompa air pun cukup besar jika dilihat secara nasional, yakni 20-30 ribu unit. Sementara total dana yang disiapkan mencapai dua triliun.
Selain Sumbawa di Nusa Tenggara Barat, daerah lain yang telah menerima dana dari Kementan adalah Nusa Tenggara Timur dan Bojonegoro.
Tercatat, NTT mendapat Rp 11 miliar untuk pembangunan 1000 sumur dangkal di Kabupaten Timur Tengah Selatan, sementara Bojonegoro mendapat bantuan 300 unit pompa air. (advertorial)