Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Andi Amran Sulaiman, Sosok Pembaharu di Sektor Pertanian

Berkat kerja nyata dan blusukan ke sejumlah daerah, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dipandang sebagai sosok pembaharu di bidang pertanian Indonesia

zoom-in Andi Amran Sulaiman, Sosok Pembaharu di Sektor Pertanian
DOK. KEMENTAN
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat mengunjungi Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM - Blusukan ke sana ke mari sudah menjadi rutinitas sehari-hari seorang Andi Amran Sulaiman. Bahkan, dia membuat istilah kantor berjalan karena dalam setiap kunjungan dia juga menyelesaikan pekerjaan administrasi. Semua itu dilakukannya karena kecintaannya kepada petani di seluruh Indonesia.

Mengaku tidak pernah bisa tidur nyenyak di tengah bencana ke­keringan sekarang ini, beberapa kali dia ungkapkan dalam berbagai kesempatan. Apalagi, Oktober mendatang musim tanam dimulai.

Lantas dia pun menginstruksikan semua pejabat di lingkungan Kementerian Pertanian untuk turun langsung ke lapangan. Bahkan kalau perlu menginap 2 bulan di daerah bencana.

”Saya minta semua turun ke lapangan sesuai tanggung jawab yang ditunjuk di setiap daerah. Dengarkan keluhan petani dan segera laporkan. Berikan yang terbaik untuk petani,” kata Amran memberi instruksi kepada bawahannya.

Bahkan, bapak 4 anak itu minta pejabat di Kementerian Pertanian lebih dulu memperhatikan serapan anggaran yang dinilainya masih jauh dari harapan dibanding sarapan.

Dalam setiap pertemuan UPSUS, Amran pun selalu menekankan harapannya. “Serapan (anggaran) harus lebih penting daripada sarapan. Jadi utamakan serapan sebelum sarapan,” ujarnya.

Atas berbagai kerja nyata dan blusukannya ke sejumlah daerah, Amran dinilai banyak pihak sebagai Menteri Pertanian yang menjadi sosok pembaharu di sektor pertanian.

Berita Rekomendasi

Dia berani memangkas anggaran perjalanan dinas Rp 4,6 triliun untuk dialihkan kepada petani, berwujud bantuan pompa air, traktor, benih, pembangunan jaringan irigasi tersier serta pengadaan pupuk.

Pria yang dilahirkan di Bone, Sulawesi Selatan 27 April 1968 ini merupakan anak ke-4 dari 12 bersaudara. Bapaknya seorang Bintara dengan pangkat Sersan Tentara. Hal inilah menyebabkan Amran kecil hidup penuh kesederhanaan, tapi sekaligus sa­ngat disiplin.

Orang lain menilainya pribadi yang jujur, cerdan dan tegas. Amran resmi diangkat sebagai Menteri Pertanian ke-26 oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Oktober 2014.

Siapa sangka belum satu tahun memegang amanah, dia sudah melakukan blusukan ke 300 kabupaten/kota di seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.

Saking banyaknya daerah yang harus dikunjungi, membuat Amran kadang kala hanya beberapa menit singgah di sana.

Seperti Rabu (12/8/2015) dalam panen raya padi rawa atau Inpara, di Kabupaten Berau, Kaltim, Amran hanya sempat berpidato sekitar 10 menit dengan penuh pesan yang disambut antusias masyarakat dan pejabat setempat.

Latar belakang pendidikan Amran sendiri berasal dari program Doktor Ilmu Pertanian Universitas Hasanuddin tahun 2012.

Sementara beberapa prestasi yang pernah diraihnya adalah Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari Presiden RI pada 2007 dan Penghargaan FKPTPI Award 2011 di Bali.

Dalam Pilpres 2014, Amran menjabat sebagai koordinator relawan Sahabat Rakyat Kawasan Timur Indonesia (KTI). Bahkan, kemudian ia sering disebut-sebut sebagai ujung tombak pemenangan Jokowi-JK di KTI.

Namun, yang jelas, setelah menjadi presiden, Joko Widodo memberikan amanah menteri pertanian dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019.

Sementara mengenai latar belakang keluarganya, Amran bisa dibilang masih keturunan Raja Bone dari pihak ayahnya. Dia keturunan dari La Pawawoi Arung Sumaling, anak ke-4 La Tenri Tappu Raja Bone ke-23.

La Pawawoi Arung Sumaling mempunyai keturunan bernama Andi Baco Gangka Petta Teru yang isterinya Karaeng Beja, anak Karaeng Bantaeng/Karaeng Bore berdomisili di Bantaeng.

Sementara di usia muda, Amran relatif mampu membangun dan membesarkan 14 perusahaan yang tergabung dalam holding Tiran Group.

Unit usahanya antara lain tambang emas, tambang nikel, pabrik gula, distributor semen, produsen pestisi, perkebunan kelapa sawit, dan SPBU.

Empat anak Amran Sulaiman bernama Andi Amar Ma’ruf, Andi Athira, Andi Muh. Anugrah, dan Andi Humairah, sementara istrinya bernama Ir Hj Martati. Kehidupan Amran hari-hari ini memang habis oleh melakukan kunjungan.

Hal itu dilakukan dengan satu tekad agar program kerjanya berhasil maksimal untuk target kedaulatan pangan dalam dua-tiga tahun ke depan.

“Wartawan (juga) harus ikut dukung swasembada pangan di Indonesia yang Insya Allah bisa kita capai tiga tahun ini. Atau, mungkin dua tahun saja,” kata Amran suatu siang dalam kunjungannya ke Solo, Jateng pada akhir Januari lalu.

Selalu berpakaian kemeja putih, celana hitam, dan kadang dibalut jaket hitam. Di balik ketegasannya, ia akrab dan ramah sama semua orang. Semangat berapi-api terlihat ketika ia berpidato dihadapan masyarakat yang dikunjungi.

Satu hal yang selalu diingat dari dia, “Kalau disakiti orang, jangan membalas dan jangan dendam. Balaslah dengan kebaikan, senyum, dan yang menyenangkan orang lain. Hati juga harus bersih, kerja keras. Kalau berjalan, harus cepat dan cepat.”

Ternyata, dengan filosofi itu, Amran terbiasa bertindak cepat dan bahkan dalam perjalanan dia suka juga secara spontan mengubah arah perjalanan dan lupa dengan protokoler.

Blusukan Tanpa Henti
Secara mendadak, Mentan Amran Sulaiman memutuskan untuk melakukan sidak ke Cianjur, Jumat (14/8) siang, di tengah pidato Presiden Joko Widodo ihwal RUU APBN 2016 di Gedung DPR Senayan Jakarta.

Tanpa protokoler panjang, dia minta beberapa wartawan ikut dengannya untuk blusukan ke sentra beras Cianjur yang kini mengalami kekeringan, sekaligus memberikan bantuan pompa air dan traktor. Ini menjadi sidak hari ke-2 yang dilakukan setelah pulang dari Berau, Kalbar, Kamis lalu.

Selain ke lahan kekeringan, daia juga blusukan ke tempat penggemukan sapi (feedloter). Temuannya–hanya dari 2 kunjungan ke 2 feedloter–Amran mendapati hampir 40.000 stok sapi atau setara 23% dari data resmi Asosiasi Produsen Daging & Feedlot Indonesia (Apfindo).

Sebelumnya, Amran mendatangi perusahaan feedloter PT Tanjung Unggul Mandiri di Teluk Naga, Tangerang, Banten. Di sana dia mendapati stok 21.000 ekor sapi.

Sementara pada Jumat (14/8), Amran menjumpai 13.000 ekor sapi saat sidak ke feedloter milik PT Pasir Tengah di Cikalong, Cianjur, Jawa Barat.

“Kalau kita hitung ini baru 2 kita datangi, hampir 40.000 ekor stok di kandang. Kita ingin kerja sama yang baik,” kata Amran di depan pemilik Feedloter di kawasan Cianjur, Jumat (14/8)

Amran menegaskan dirinya sengaja turun ke lapangan untuk mengecek stok riil feedloter. Selain itu, Amran mendesak para feedloter untuk menurunkan harga daging sapi bobot hidupnya dari Rp 40.000-42.000/Kg ke harga Rp 38.000/Kg. (advertorial)

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas