Sukses Berantas TBC, Indonesia Raih Penghargaan Internasional
Indonesia mendapatkan Achievement Award dari Global Health USAID atas prestasi luar biasa dalam penanggulangan Tuberkulosis (TBC)
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dinilai menjadi negara yang berhasil melawan TBC di dunia. Seperti dilansir dari twitter Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Jalal @dinopattidjalal:
"Indonesia malam ini di WASHDC dpt penghargaan dr GlobalHealth USAID sbg negara paling SUKSES melawan TBC. Selamat Menkes Nafsiah Mboi!" demikian tweet yang disampaikan Dinno, Rabu (20/3/2013) waktu setempat.
Indonesia mendapatkan Achievement Award dari Global Health USAID atas prestasi luar biasa dalam penanggulangan Tuberkulosis (TBC).
Penghargaan tersebut diberikan kepada Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, diwakili Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Dr. Dino Patti Djalal, di Washington DC (20/3), bertepatan dengan Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2013.
Indonesia dipilih oleh USAID dan paramitra untuk memperoleh penghargaan dengan pertimbangan, yaitu kemajuan upaya pengendalian Tuberkulosis yang terjadi di Indonesia dianggap sebagai pelopor dalam penerapan strategi dan pendekatan yang inovatif di bidang pencegahan, diagnosis maupun pengobatan Tuberkulosis.
Indonesia menjadi negara pertama yang mengadopsi introduksi Rapid Diagnostic Expert Mycobacterium Tuberculosis/Rifampisin (MTB/RIF), yaitu suatu alat yang bisa mendeteksi kuman Tuberkulosis dan resistensinya terhadap Rifampisin.
Indonesia juga telah mengimplementasikan
Public Private Mix (PPM) yang komprehensif untuk meningkatkan layanan Tuberkulosis dan pemerintah berkomitmen Pemerintah yang kuat untuk tetap menjaga keberhasilan pencapaian pengendalian Tuberkulosis dituangkan dalam rencana pembiayaan yang berkelanjutan.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyatakan Indonesia telah berhasil menurunkan insidens, prevalens, dan angka kematian akibat TB.
Insidens TB berhasil diturunkan sebesar 45%, yaitu 343 per 100.000 penduduk (1990) menjadi 189 per 100.000 penduduk (2010). Prevalensi TB diturunkan sebesar 35%, yaitu 443 per 100.000 penduduk (1990) menjadi 289 per 100.000 penduduk (2010). Selanjutnya, angka kematian diturunkan sebesar 71%, yaitu 92 per 100.000 penduduk (1990) menjadi 27 per 100.000 penduduk (2010).
“Hal ini berarti target MDGs untuk tuberkulosis sudah dapat dicapai di Indonesia. Ini merupakan suatu prestasi nasional juga internasional”, kata Prof. Tjandra.