Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Khitan pun Pakai Hipnotis

Tenaga yang dilibatkan untuk menyukseskan pelaksaanan sunatan massal di Kabupaten Situbondo, ternyata tidak hanya melibatkan tenaga medis

Editor: Yulis Sulistyawan
zoom-in Khitan pun Pakai Hipnotis
Tribun Medan/DEDY SINUHAJI
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Surya, Izi Hartono

TRIBUNNEWS.COM, SITUBONDO - Tenaga yang dilibatkan untuk menyukseskan pelaksaanan sunatan massal di Kabupaten Situbondo, ternyata tidak hanya melibatkan tenaga medis. Melainkan dalam program sunatan massal yang diusulkan meraih penghargaan Muri itu, juga melibatkan tenaga medis yang menggunakan media hipnotis.

Media yang cukup unik ini, banyak menjadi perhatian dan tontonan dari kalangan masyarakat. Bahkan, dikhitan dengan media hipnotis ini menguntungkan bagi peserta khitanan massal yang takut “burungnya” dipotong. Peserta khitanan massal akan tertidur lelap saat akan dikhitan. Sehingga proses khitanan selesai.




“Kita memang menggunakan medis hipnotis, sehingga mereka tidak merasakan sakit saat disunat,” ujar Darmanto salah seorang petugas medis khitanan massal yang menggunakan media hipnotis kepada wartawan.

Media hipnotis yang digunakan untuk memberikan sugesti dalam pikirannya, sehingga mereka yang takut menjadi tenang.

“Prosedur medis tetap kita lakukan, seperti memberikan obat pati rasanya,” kata petugas medis dari Klinik Perkebunan Kabupaten Jember.

Dikatakan, peserta khitan biasanya akan menangis saat akan disuntik untuk memasukkan pati rasa, namun dengan media hipnotis ini peserta khitan tidak akan merasakan sakit.

BERITA TERKAIT

“Alhamdulillah, dengan hipnotis pelaksanaan bisa lancar dan cepat,” tutur dengan wajah bersemangat saat menghitan peserta khitanan massal.

Dikonfirmasi Surya.co.id, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengatakan, pihaknya ingin menggalang rasa persaudaraan dan gotong royong di masyarakat ditumbuhkan.

Menurutnya, sudah waktunya mengakitakan kepedulian kepada masyarakat, makanya banyak yang dukungan dari prusahaan dan donator yang bias disalurkan kembali kepada masyarakat yang kurang mampu.

“Rata rata mereka yang ikut khitanan massal itu, adalah orang yang menunda waktunya menunat anaknya karena menunggu biaya. Mudah mudahan dengan cara ini, kita mampu memfasilitasinya,” kata Dadang.

Dikonfirmasi terpisah, perwakilan MURI Paulus mengatakan khitanan massal di Kabupaten Situbondo ini, bukan hanya rekor di Indonesia, melainkan masuk rekor di dunia. Bahkan, di Wonosobo dengan jumlah peserta 2637 anak, itu masuk dalam rekor dunia.

“Khitan dengan jumlah terbanyak hanya ada di Indonesia, sedangkan diluar negeri tidak ada. Makanya rekor Indonesia msuk rekor dunia. Untuk Situbondo memecahkan rekor baru yang ke 5880, ” kata Paulus.

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas