TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebiasaan masyarakat menyeruput kopi dan teh setelah menyantap menu sayuran menyebabkan zat besi yang ada di sayuran luntur dan tereliminasi dalam tubuh.

"Memang enak minum teh setelah makan sayuran, tapi sebenarnya itu justru menghambat zat besi. Lebih baik mengonsumsi air putih ditambah buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin C," tutur Dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, FINASIM, dari Divisi Hematologi-Onkologi Medik FKUI/RSCM dan juga Pengurus Besar Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI), di Jakarta, Rabu (27/3/2013).

Dikatakannya, pola makan yang salah seperti itu sering dijumpai di masyarakat. Jika tidak segera ada kesadaran, yang bersangkutan bisa berpotensi mengalami Anemia atau kekurangan sel darah merah (RBC) dan atau hemoglobin karena kurangnya zat besi.

Anemia adalah keadaan dimana seseorang memiliki kadar haemoglobin (Hb) kurang dari 10gr  (anemia berat) atau kurang dari 6gr  (anemia gravis). Anemia dapat terjadi pada siapa saja dan segala usia.

Berdasarkan data saat ini  tiga  dari empat  orang di dunia mengalami kekurangan zat besi yang menjadi pemicunya. Anemia dialami oleh  53 persen pada anak usia sekolah, 51 persen pada wanita hamil, 48 persen pada anak dibawah usia 2 tahun, 35 persen pada anak usia pra sekolah, dan 25 persen pada pria.

Di Indonesia, 40 persen wanita usia subur mengalami anemia. Data poliklinik hematologi medik FKUI/RSCM tahun 2012, menemukan bahwa perempuan usia 26-40 tahun mengalami anemia.

Yang juga harus dicatat adalah bahwa perempuan cenderung lebih berisiko terkena anemia ketika sedang hamil, menyusui, haid maupun melakukan diet makanan yang mengandung zat besi. (Eko Sutriyanto)