Kurangi Makan Gorengan, Ini Seabrek Risiko di Balik Rasa Gurihnya
Kurangi makan gorengan, ini sederet bahaya jangka panjang di balik rasa gurihnya.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Makan gorengan panas di tengah dinginnya musim penghujan tentu sangat nikmat. Satu potong gorengan rasanya kurang nendang.
Tak terasa lebih dari lima gorengan masuk ke dalam perut. Padahal gorengan adalah makanan yang paling tak disarankan untuk hidup sehat.
Adakah cara bersiasat untuk menghindari dampak negatif gorengan? Dr. Fiastuti menjawabnya dengan mengajak kita berhitung kandungan kalori dalam satu potong gorengan. "Disarankan kita boleh mengonsumsi lemak sebesar 30 persen. Kalau kebutuhan kalori sehari kita untuk aktivitas sedang 1500-1800 kalori, berarti lemak yang boleh dikonsumsi paling banyak 600 kalori," katanya.
Bila satu gram lemak mengandung 9 kalori, berarti lemak yang boleh dikonsumsi dari 600 kalori adalah 66 gram. Dikonversikan pada minyak, satu sendok makan minyak beratnya 10 gram. "Berarti yang diperbolehkan adalah enam sendok makan minyak. Padahal untuk deep fried, tidak mungkin kan hanya menggunakan enam sendok makan minyak," katanya.
Jumlah enam sendok makan minyak itu belum termasuk lemak yang dikonsumsi dari satu potong ayam dengan kulit. "Satu potong ayam dengan kulit mengandung 10 gram lemak. Padahal mungkin sehari kita makan dua atau tiga potong ayam. Belum termasuk, lemak dari telur dan susu," ujar Dr. Fiastuti.
Selain itu, 30 persen lemak yang dikonsumsi sehari seharusnya tidak melulu terdiri dari lemak jenuh. Sebaiknya 30 persen lemak itu terdiri dari 10 persen lemak jenuh, 10 persen lemak tak jenuh tunggal dan 10 persen lemak tak jenuh ganda. Padahal minyak untuk menggoreng itu adalah lemak jenuh. "Dengan hanya 10 persen, jumlah minyak semakin tak cukup untuk menggoreng," katanya.
Jadi dengan kata lain, tak ada tempat untuk gorengan dalam makanan kita sehari-hari? "Tepat sekali," jawab dokter yang setiap hari mengudap makanan kecil serba rebus dan kukus ini. Sedikit minyak itu bisa digunakan untuk menumis sayuran atau sedikit membasahi wajan antilengket ketika menggoreng telur.
Bahaya dari makan gorengan untuk kesehatan ada pada pembuluh darah. Minyak yang sehat seperti minyak kedelai dan zaitun sekali pun, ketika dipanaskan tinggi berubah menjadi lemak trans. Nah, lemak trans inilah yang melukai dan merusak pembuluh darah yang semula mulus. "Ketika terjadi kolesterol berlebih di dalam darah, kolesterol itu menempel di pembuluh yang luka. Penempelan itu semakin banyak hingga akhirnya menyumbat pembuluh darah," papar Dr. Fiastuti.
Bahaya yang lain adalah gorengan berisiko meningkatkan faktor risiko keganasan atau kanker. "Apalagi gorengan yang di jual di pinggir jalan. Di samping mengandung bahaya lemak trans, perhatikan bahaya reaksi minyak panas dengan wajan yang terbuat dari baja," tegasnya. Pikir-pikir dulu deh sebelum jajan gorengan.