Sepuluh Menit Darah Tak Mengalir akan Memicu Kematian
Ketika selama 10 menit darah tidak mengalir ke seluruh tubuh maka akan memicu kematian
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika ditanyakan, organ tubuh apa yang paling penting untuk kehidupan manusia yang tidak boleh berhenti, tentunya sebagaian besar menjawab jantung. Padahal jawaban yang benar bukan jantung melainkan darah. Mengapa?
Ketika selama atian. Ini karena salah satu sel, yakni sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
"Saat kadar oksigen normal 20 persen, turun jadi 15 persen yang terjadi megap-megap. Yang paling menentukan darah," kata Prof. Dr. dr. Karmel Lidow Tambunan SpPD, K-HOM, dari Departemen Hematologi dan Onkologi Medik, FFKUI/RSCM dalam Pfizer Press Circle dengan tema "Trombosis: Silent Killer.....!" di Jakarta belum lama ini.
Bagi tubuh, darah ini ibarat bahan bakar minyak bagi sebuah kendaraan.
"Kendaraan jika tidak diberikan bahan bakar ya tidak bisa jalan. Jadi kalau oksigen tidak dialirkan melalui darah membuat orang akan mati. Di sini pentingnya darah," katanya.
Celakanya saat ini, banyak yang kurang mempedulikan masalah ini. Salah satunya penggumpalan darah atau biasa disebut trombosis.
"Trombosis bisa menyebabkan penyakit dan kematian diam-diam. Misalnya saat berolahraga tiba-tiba mengeluh sakit. Tidak beberapa lama meninggal dunia," katanya.
Penggumpalan darah yang menyebabkan sumbatan didalam jaringan arteri atau vena. Bila kena otak terjadi stroke. Kalau sifatnya parsial hanya lumpuh, jantung tersumbat dan jika kena kaki, kaki mati akan membusuk.
"Jika sumbatan karena trombosis terjadi secara total pada arteri koroner atau jantung dapat menyebabkan kematian tiba-tiba atau dikenal sebagai serangan jantung, sementara jika sumbatan total pada arteri serebral atau otak maka terjadi kematian karena stroke," kata Karmel.
Di Amerika Serikat data US Department of Human and Health Sevices mencatat per tahunnya setidaknya 300.000 hingga 600.000 orang terkena trombosis dan 100.000 diantaranya mengalami kematian. (eko sutriyanto)