Ini Persepsi Dokter Tentang Sariawan
Salah kaprah sariawan itu bersumber pada persepsi umum ang menyebut sariawan adalah segala sesuatu yang menyakitkan
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masih banyak masyarakat yang salah menandai sariawan. Salah kaprah sariawan itu bersumber pada persepsi umum yang beredar saat ini yang menyebut sariawan adalah segala sesuatu yang menyakitkan atau tidak nyaman yang ada di mulut. Persepsi di atas tentu saja itu berbeda dengan persepsi dokter.
Dr Hanum Sasanti drg, Sp.PM, dari Departemen Gigi dan Mulut FKG Universitas Indonesia/RSCM, pada peluncuran salah satu produk obat sariawan di Jakarta, menyebut, sariawan memang penyakit mulut yang paling umum. “Meski demikian, kita tidak serta merta bisa menyebut semua yang tidak nyaman di mulut sebagai sariawan. Ia memiliki keluhan dan penampilan, juga sifat-sifat yang spesifik,” ujar Harum.
Dalam medis, sariawan kerap disebut sebagai Stomatis aphthosa recurrent (SAR) yang ternyata memiliki tiga tipe: minor, mayor, dan herpetiform. Untuk nama ketiga, ciri-cirinya mirip dengan infeksi virus herpes. Yang belum banyak diketahui adalah, sariawan ternyata tidak didahului oleh demam, radang kelenjar getah bening, dan tidak ada pendarahan.
“Ciri yang paling spesifik dari sariawan adalah letaknya yang selalu berada pada mukosa pipi, bibir, lidah, bawah lidah, cekungan antara pipi dan bibir, atau pipi dengan bibir. Pokoknya yang di daerah lembek-lembek,” ujar Harum detail.
Sementara untuk ciri-ciri umum, luka biasanya berupa cekungan (ulser) dangkal, tepinya jelas dan beraturan. Kebanyakan berbentuk bulat, beberapa ada yang oval, serta dikelilingi oleh halo berwarna merah, dan rasanya nyeri.
Sariawan termasuk dalam jenis self limited disease. Jenis penyakit ulang kambuh tapi bisa sembuh sendiri. Oleh karena itu, jika orang menyebut ada obat yang bisa mengobati sariawan, itu salah besar! Itu termasuk salah kaprah sariawan!. Yang ada hanya pereda sakit, selain itu, sariawan bisa sembuh sendiri.