Pernikahan Dini di Indonesia Tergolong Tinggi
BKKBN berkomitmen untuk terus menyadarkan siswa/siswi setingkat SMU dan sederajat
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal mengatakan jumlah pernikahan dini di Indonesia masih sangat tinggi.
"Saat ini saja pasangan nikah muda berusia 15-19 prosentasenya mencapai 46 persen, bahkan yang menikah di bawah 15 tahun sekitar 5 persen," kata Fasli Jalal saat menghadiri pembukaan kampanye Peduli Kesehatan Ibu 2014 di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (28/4/2014).
BKKBN berkomitmen untuk terus menyadarkan siswa/siswi setingkat SMU dan sederajat bahayanya pernikahan usia muda. BKKBN juga akan terus memberikan pahaman mengenai alat reproduksi, selalu beri wawasan, belum sempurna, risiko pendarahan.
"Kalau mereka menngerti bahaya berkurang. Juga membangun kematangan serta perbaikan gizi. Masih ada yang cukup umur tapi meninggal dunia," katanya.
Fasli menyambut baik kampanye ini karena diharapkan ke depan pernikahan dilakukan di dalam usia matang sehingga nantinya Indonesia mempunyai generasi yang berkualitas.
"Masyarakat harus paham kesehatan reproduksi dengan baik. Minimal berat bayi 2,5 kg saat lahir agar metabolisme dalam otak berkembang dengan baik. Menjaga jarak kehamilan juga harus terus disosialisasikan," paparnya.
Saat ini ada 2,3 juta pasangan menikah dalam setahun, dan sebanyak 4,5 juta kehamilan dalam setahun. Karenanya, harus terus dikampanyekan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.