Perlukah Anak Mengonsumsi Vitamin Cerdas?
Benarkah ada produk vitamin yang dapat membuat anak cerdas? Perlukah anak mengonsumsinya?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Benarkah ada produk vitamin yang dapat membuat anak cerdas? Perlukah anak mengonsumsi suplemen yang membuat cerdas tersebut?
Menurut dr. Utami Roesli, SpA, MBA, CIMI, bila si kecil sudah mengonsumsi makanan bergizi, seperti makanan empat sehat lima sempurna, tak perlu lagi mengonsumsi vitamin tambahan.
Pada dasarnya, vitamin hanya membantu proses metabolisme atau kegiatan sel-sel di dalam tubuh. Sedangkan zat yang berperan dalam proses pembentukan otak secara keseluruhan adalah energi dan protein. Bila terjadi kekurangan salah satu zat ini, dapat berdampak pada ukuran otak yang kecil dan jumlah sel otak yang kurang.
Agar anak jadi cerdas, sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) harus berfungsi dengan baik. Dalam usaha mempercepat reaksi saraf penghantar (neurotransmitter) dan mempermudah komunikasi antara sel-sel otak inilah diperlukan zat tertentu yang sering disebut vitamin untuk otak. Nah, vitamin yang dikonsumsi anak tersebut dapat membantu terbentuknya sel-sel tubuh hingga membantu pertumbuhannya.
Sumber utama vitamin berasal dari sayuran dan buah-buahan. Hanya saja, dalam kesehariannya anak harus mendapat pola makan teratur dan seimbang agar memperoleh asupan gizi yang seimbang pula. Jadi, sangatlah tidak tepat jika anak yang enggan makan, diberikan berbagai tablet vitamin. Karena vitamin tersebut bukan untuk menggantikan makanan yang menjadi kebutuhan gizi si anak.
Lebih Baik Pilih ASI
Lain vitamin, lain pula dengan ASI. Memberi ASI amat banyak manfaatnya, lo. Terutama bagi si bayi. Menurut penelitian, bayi jadi tumbuh optimal dan lebih sehat, tidak kegemukan atau terlalu kurus. Bayi akan sehat karena dalam ASI ada antibodi yang tak terdapat dalam susu hewan. Itulah mengapa para ahli menganjurkan bayi harus diberikan ASI eksklusif (hanya ASI saja tanpa cairan lain) selama 6 bulan.
Yang tak kalah penting, pemberian ASI eksklusif juga berpengaruh pada tingkat kecerdasan bayi. Penelitian yang dilakukan pada 1993 mengungkapkan, di usia 7 tahun, anak memiliki IQ dengan poin 8,3 lebih tinggi. Sebab, ASI ialah susu manusia dan buat otak manusia. Jadi, ada zat-zat khusus untuk pembentukan sel otak, yang tak bisa didapat pada susu sapi.
ASI eksklusif juga meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayinya. Jika di kandungan bayi merasa aman dan terlindungi di dalam rahim, kini ketenteraman itu diperolehnya lewat kontak kulit ke kulit dengan ibunya dan ia tetap bisa mendengar detak jantung ibunya kala ia tengah menyusu. Karena merasa aman, dilindungi, dan dicintai, anak akan tumbuh sehat, cerdas, dan mandiri.
Lewat pemberian ASI pula, ibu jadi tahu, bayinya tak tahan pada jenis makanan tertentu. Misal, si ibu makan santan lalu bayinya mencret, ia jadi tahu dan berhenti mengkonsumsi santan. Ini terjadi karena bayi tak bisa mencerna ASI tersebut akibat ada bahan sensitif. Kalau ibunya tak makan santan lagi, ya, si bayi tak akan mencret kembali.
Jelas, kan daripada mengonsumsi produk vitamin yang katanya bikin cerdas, lebih baik mengonsumsi makanan bergizi, juga ASI untuk bayi.