Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

125 Dokter RS Dr Soetomo Berhasil Pisahkan Bayi Kembar Siam Nurul-Rahma

Tim dokter RSU Dr Soetomo memerlukan waktu delapan jam untuk memisahkan bayi kembar siam asal Banyuwangi, Nurul-Rahma, Rabu (13/8/2014).

Editor: Yulis Sulistyawan
zoom-in 125 Dokter RS Dr Soetomo Berhasil Pisahkan Bayi Kembar Siam Nurul-Rahma
SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Surya, Irwan Syairwan

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tim dokter RSU Dr Soetomo memerlukan waktu delapan jam untuk memisahkan bayi kembar siam asal Banyuwangi, Nurul-Rahma, Rabu (13/8/2014). Operasi mulai dilakukan pada pukul 10.15 WIB. Selang tiga jam kemudian, 13.44 WIB, anak pasangan Sika Jayanti dan Yuda Winarno ini sudah terpisah.

Tim bedah yang memimpin pemisahan liver Nurul-Rahma, dr Purwadi SpP SUB SpBA, menerangkan tahap pertama operasi adalah melakukan pemisahan liver.

"Kami memulai dari yang paling sulit, yaitu memisahkan liver," kata Purwadi, Rabu (13/8/2014).

Setelah memisahkan liver, tim dokter yang berjunlah 125 orang ini langsung memulai prosedur pemotongan bagian dada dan perut Nurul-Rahma.

Begitu kedua bayi ini terpisah, tim dokter langsung melakukan pembedahan plastik untuk menutup luka keduanya.

Purwadi menjelaskan, pemisahan liver sangat sulit karena pembatas liver antara keduanya sangat tebal.

Berita Rekomendasi

Selain itu, tim dokter pun kesulitan menemukan pembuluh darah vena hepatika yang merupakan penyambung hidup Rahma yang mengalami kelainan jantung akut.

"Pembuluh darah ini membuat oksigen dan darah bersih bisa mengalir di jantung Rahma.

Kepala Neonatologi RSUD Dr Soetomo, Dr dr Agus Harianto SpA(K), menambahkan tim dokter memutuskan untuk tidak mengutak-atik jantung Rahma yang memiliki kelainan jantung reverse diferensiasi sianosis (RDS) atau terbaliknya aliran darah. Menurut Agus, kelainan jantung Rahma inilah yang juga menyelamatkannya.

"Kami pertimbangkan untuk membiarkan kelainan jantung Rahma, karena ternyata itu karunia Tuhan yang membuat Rahma tetap hidup," tandas Agus.

Tim bedah plastik, Prof Dr dr Sjaifuddin Noer menambahkan ada kendala saat akan menutup luka Rahma.

Pada bagian dada ada tulang yang menonjol yang mengakibatkan luka tubuh Rahma tidak tertutup sempurna. Luka tersebut membentuk lubang menganga yang tembus ke bagian organ dalam.

"Jaringan kulit Rahma tidak bisa kami paksakan untuk disambung. Kalau dipaksakan jaringan kulitnya malah bisa mati dan rusak. Kalau Nurul tak ada masalah," tukas Saifuddin.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas