Gara-gara Jalan Protokol Ditutup, ASI Eksklusif Pun Hanya Impian
Dengan terpaksa, Marlina membuat keputusan sulit: mengganti ASI dengan susu formula.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Marlina (27), seorang wanita karier yang berkantor di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, sebelumnya amat terbantu dengan layanan antar-jemput air susu ibu (ASI). Selama satu bulan sejak kembali masuk kerja, dia sukses menjalankan dua tanggungjawab sekaligus, sebagai pekerja kantoran dan ibu bagi bayinya.
Tapi Marlina kemudian gigit jari. Sejak Desember 2014, kurir ASI tak bersedia lagi menjemput ASI dari kantornya untuk selanjutnya diantar ke rumahnya di kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Hal ini lantaran imbas dari kebijakan larangan sepeda motor memasuki jalan protokol di DKI Jakarta, termasuk Jalan MH Thamrin.
"Katanya kurir nggak bisa jemput ASI karena motor dilarang masuk Thamrin. Kalau sudah begini, kita juga yang jadi korban. Saya terpaksa kasih susu formula ke anak sebagai pengganti ASI," ujar Marlina kepada Warta Kota (grup Tribunnews.com).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menerapkan kebijakan melarang sepeda motor melintas kawasan Jalan MH Thamrin karena untuk mengurangi kemacetan.
Agustus 2014, Marlina melahirkan seorang bayi laki-laki. Sebelum kembali bekerja, karyawati salah satu bank swasta ini mendapat cuti tiga bulan. Bulan-bulan pertama itu ia gunakan dengan sebaiknya untuk memberi ASI eksklusif kepada sang bayi.
Persoalan lalu muncul saat masa cutinya berakhir. Bagaimana caranya untuk memberi ASI secara teratur, pikirnya. Sedangkan menurut dokter, katanya, anak sebaiknya diberi ASI eksklusif setidaknya selama enam bulan pertama.
Beruntung, awal November tahun lalu ia diberi tahu seorang teman tentang layanan kurir ASI. Marlina belum pernah mendengar jasa jenis ini sebelumnya. Meski terdengar asing di kupingnya, dia memutuskan mencoba. Ternyata ia puas. Dengan mengeluarkan uang Rp 55.000 perhari sebagai tarif antar, dia tetap bisa memberi ASI eksklusif kepada sang anak.
Namun kini mimpi Marlina sirna. Dia sudah coba membujuk beberapa perusahaan pengantar barang agar mau menjemput ASI untuk diantarkan ke rumah. Akan tetapi tidak ada yang bersedia. Dengan terpaksa, Marlina membuat keputusan sulit: mengganti ASI dengan susu formula. "Saya tahu, sebagus apapun susu formula tetap lebih bagus susu ASI. Tapi bagaimana lagi?" katanya.
Marlina dan suami sama-sama bekerja. Sedangkan anak dijaga oleh seorang baby sitter. Sudah begitu tidak ada kerabat yang bisa dimintai tolong menjemput ASI dari kantornya. "Awal motor dilarang masuk, kurir masih mau jemput ASI. Mereka jalan kaki dari parkiran Kebon Kacang ke kantor saya. Sekarang nggak mau lagi," katanya.
Para ibu menyusui yang bekerja di kawasan jalan protokol DKI Jakarta otomatis mengalami hal yang sama dengan Marlina. Misalnya saja Ayu Pratiwi (29), karyawati perusahaan travel yang berkantor di area Jalan MH Thamrin. Kurang dari satu bulan, program ASI eksklusif kepada sang anak terpaksa terhenti. Digantikan oleh susu formula. "Bulan ini sebenarnya akan genap enam bulan saya kasih ASI eksklusif. Tapi karena sekarang motor nggak bisa masuk Thamrin lagi, nggak ada kurir yang bisa antar ASI, terpaksa ASI-nya saya stop. Kasihan anak saya," bilang Ayu kepada Warta Kota.
Oleh karena itu, Ayu berharap masalah yang dihadapinya mendapat perhatian dari Pemprov DKI Jakarta. Menurutnya, layanan jasa antar-jemput barang bisa mendapat pengecualian dari kebijakan larangan motor masuk jalan protokol. "Imbasnya nggak sesederhana yang dipikirkan banyak orang. Kayak kita yang menyusui, terpaksa ikut jadi korban," katanya.
Tutup layanan
Kebijakan larangan sepeda motor masuk jalan protokol di DKI Jakarta turut berimbas pada perusahaan jasa antar-jemput barang, termasuk kurir ASI. Sejumlah layanan kurir ASI untuk jalan protokol terpaksa ditutup. Salah satunya layanan kurir ASI yang dimiliki PT Arga Nirwana Express yang berkantor di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Agus Kurniawan, Kepala Operasional PT Arga Nirwana Express, menyatakan hal itu kepada Warta Kota, Sabtu (17/1). Layanan kurir ASI terpaksa tutup meski pelanggan banyak yang protes. Bahkan tidak hanya layanan kurir ASI saja. Seluruh layanan antar-jemput barang terpaksa dihentikan. "Intinya, karena motor untuk daerah Thamrin sudah tidak boleh masuk lagi, terpaksa layanan antar-jemput barang terpaksa kita stop," bilang Agus. (gps)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.