Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Stres Turunkan Daya Tahan Tubuh dan Keperkasaan di Ranjang

Stres berkepanjangan juga menyebabkan kemampuan seksual menurun.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Stres Turunkan Daya Tahan Tubuh dan Keperkasaan di Ranjang
WebMD

TRIBUNNEWS.COM -Stres sejatinya adalah gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Sehari-hari kita bisa mengalaminya tanpa menimbulkan masalah. Namun stres tidak bisa dianggap remeh. Sebab ada stres bisa mendatangkan penyakit yang lebih serius.

Stres tidak selalu berarti negatif. Ada jenis pribadi yang sering bilang mengalami stres ketika mengerjakan tugas yang dianggapnya berat di kantor. Namun semua tugas itu akhirnya selalu selesai dengan baik dan segala sesuatunya tetap baik-baik saja.

Menurut Dr. Surjo Dharmono, SpKJ(K), stres itu baru sama dengan sakit ketika kemampuan seseorang menghadapi masalah menurun dan stres telah menyebabkan berbagai keluhan psikis dan fisik.

“Stres ini termasuk gangguan kejiwaan umum. Prevalensinya sekitar 20 hingga 30 persen. Sekitar 20 hingga 30 persen pasien yang berobat ke dokter umum sesungguhnya mereka mengalami gangguan kejiwaan,” kata Dr. Surjo.

Mereka itu, lanjutnya, mengalami keluhan kronis berbagai gangguan fisik seperti sakit maag, pusing, sakit kepala, sakit pinggang, sering masuk angin. “Sering berobat ke banyak dokter dan selalu dikatakan normal. Mereka ini juga sering kerokan atau memakai koyo,” katanya.

Mereka juga sering mengeluh tidak bisa tidur. “Meskipun orang di dekatnya melihat cukup tidur. Mereka jadi pelupa, sulit berkonsentrasi, sulit berpikir, pikirannya kosong atau buntu,” imbuhnya.

Jangan biarkan stres jadi berkepanjangan karena berdampak menurunkan daya tahan tubuh sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit. Proses penyembuhan pun berjalan lebih lambat. Bukan itu saja, stres berkepanjangan juga menyebabkan kemampuan seksual menurun. Stres kronis itu juga mempengaruhi metabolisme gula di dalam tubuh sehingga kadar gula darah jadi berlebihan.

Berita Rekomendasi

Di sisi lain penyakit tertentu menyebabkan stres dan depresi. “Contohnya, pasien pascastroke sering mengalami depresi. Ini ada kaitannya dengan bagian kiri otak yang berhubungan dengan depresi,” kata Dr. Surjo.

Pasien penyakit jantung juga sering mengalami gangguan panik atau cemas menyeluruh. Mereka yang hidup dengan diabetes, tekanan darah tinggi, rematik juga rentan mengalami depresi. Penyakit vs stres dan depresi ini tampaknya berputar bak lingkaran setan. Penyakit menyebabkan stres sementara stres dan depresi cenderung menghambat penyembuhan penyakit. (Dorothea)

Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas