Hasil Studi: Efek Begadang Semalam Sama dengan Makan Tak Sehat 6 Bulan
Para peneliti dari Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, CA, memiliki buktinya.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Ingin lebih sehat? Isi nasihat terbanyak yang mungkin Anda dapatkan ialah rutin berolahraga atau ajakan untuk memilih makanan kaya gizi.
Sayangnya, nasihat untuk memperbaiki pola tidur masih terbilang sedikit.
Padahal, sekitar sepertiga dari hidup, dihabiskan untuk tidur. Artinya, tidur memiliki peran penting dalam mewujudkan misi Anda untuk hidup lebih sehat.
Para peneliti dari Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, CA, memiliki buktinya.
Para peneliti membandingkan, antara efek kurang tidur dengan pilihan makanan tinggi lemak terhadap sensitivitas insulin dalam tubuh.
Ketika sensitivitas insulin Anda rendah, maka tubuh Anda memompa insulin ke dalam darah yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Untuk mendapatkan hasil, peneliti mengukur sensitivitas insulin dalam dua kelompok anjing jantan.
Satu kelompok anjing dianalisa setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak selama enam bulan.
Kelompok lainnya dianalisa setelah tidak tidur selama 1 malam.
Ditemukan, satu malam kurang tidur menyebabkan penurunan sensitivitas insulin sebesar 33%. Sedang pada kelompok anjing yang mengonsumsi makanan tinggi lemak selama enam bulan panjang, sensitivitas insulin berkurang 21%.
Artinya, kurang tidur selama 1 malam, lebih mungkin meningkatkan risiko diabetes ketimbang makan tinggi lemak selama 6 bulan.
"Studi kami menunjukkan bahwa satu malam kurang tidur dapat merugikan sensitivitas insulin layaknya mengonsumsi makanan tinggi lemak," kata Dr Josiane Broussard.
Penelitian ini menunjukkan pentingnya tidur yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah dan mengurangi risiko penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes.
Dr Caroline M Apovian, juru bicara The Obesitas Society menanggapi, "Sangat penting bagi para praktisi kesehatan untuk menekankan pentingnya cukup tidur kepada pasien mereka.
Banyak pasien memahami pentingnya diet seimbang, tetapi mereka belum memiliki pandangan yang jelas tentang bagaimana pola tidur bisa sangat mempengaruhi keseimbangan dalam tubuh."(*)