Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Tanda Akhir Keracunan Sianida, Dari Tremor, Koma Hingga Jantung Berhenti

Keracunan sianida merupakan kondisi yang mengancam jiwa,karena zat beracun itu menghalangi sel manusia menggunakan oksigen sehingga sebabkan kematian.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Tanda Akhir Keracunan Sianida, Dari Tremor, Koma Hingga Jantung Berhenti
Ilustrasi racun 

TRIBUNNEWS.COM - Keracunan sianida merupakan kondisi yang mengancam jiwa.

Hal ini karena zat beracun tersebut menghalangi sel manusia menggunakan oksigen sehingga menyebabkan kematian.

Sianida merupakan zat yang amat beracun, tetapi mudah ditemukan di alam ataupun bisa diproduksi manusia. Seperti diwartakan harian Kompas (20/1/16), sejumlah buah serta umbi, seperti biji apel, aprikot, rebung, singkok, dan gadung, mengandung sianida dalam jumlah bervariasi.

Dalam industri, sianida banyak digunakan pada pembuatan kertas, tekstil, dan plastik. Zat beracun itu pun dipakai untuk pembersihan logam atau di pertambangan untuk memisahkan emas dari bijihnya.

Gas sianida dipakai untuk membasmi hama di kapal atau bangunan. Sianida ditemukan pada asap rokok dan hasil pembakaran produk sintetik, seperti plastik.

Seseorang bisa terpapar sianida melalui udara yang dihirup, air minum, makanan, atau menyentuh tanah yang mengandung sianida.

Tanda awal keracunan sianida atau paparan sianida dalam jumlah kecil melalui pernapasan, terserap kulit, dan lewat makanan-minuman ialah napas cepat, denyut jantung meningkat, nyeri kepala, sesak napas, mual, muntah, berkeringat, kulit kemerahan, hingga tubuh lemah.

Berita Rekomendasi

Keracunan sianida memicu perubahan perilaku, seperti cemas, agitasi, dan gelisah.

Tanda akhir keracunan atau paparan sianida berjumlah besar ialah tekanan di susunan saraf pusat hingga muncul tremor (gemetar tak terkontrol), gangguan irama jantung berupa denyut melambat, tekanan darah turun, kejang, koma, hingga hilangnya kesadaran, gagal napas, dan jantung berhenti.

Tingginya daya toksik sianida membuat pertolongan pertama keracunan sianida sulit dilakukan.

Apalagi gejala keracunan zat kimia tak khas, mirip keracunan akibat bakteri. Karena itu, pertolongan terbaik yang bisa dilakukan ialah segera membawa korban keracunan ke rumah sakit dan menjelaskan apa yang terjadi secara rinci kepada petugas kesehatan.

Guru Besar Ilmu Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Zullies Ikawati mengatakan, antidot atau anti racun sianida sebenarnya ada, tetapi harus segera diberikan sesaat sesudah terpapar. Namun, itu amat bergantung pada besarnya paparan sianida.

Antidotum yang diberikan bisa berupa cyanokit (hidroksikobalamin) yang disuntikkan. Saat hidroksikobalamin bereaksi dengan sianida, itu akan membentuk sianokobalamin yang dibuang lewat ginjal. Antidotum lain adalah natrium tiosulfat.

"Jika diketahui paparan sianidanya sedikit dan belum terlalu lama, keracunan sianida bisa segera ditangani," ujarnya.

Jika sianida masih di lambung, lambung korban dikuras dan ia dibuat muntah. Jika masuk ke organ tubuh lain, keracunan sianida sulit diatasi. (SAN)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas