Kanker Sudah Menjadi Masalah Dunia
Pemerintah akan terus meningkatkan fasilitas diagnosis dan pengobatan kanker, sementara itu deteksi dini kanker perlu ditingkatkan cakupan
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masalah yang terbesar dalam penanggulangan kanker masih banyak informasi yang kurang dapat dipertangggungjawabkan.
Informasi justru menyesatkan masyarakat yang menggiring melakukan terapi alternatif dan baru datang ke pusat pelayanan kesehatan datang terlambat.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, saat ini kanker sudah menjadi[ global epidemi berarti kanker telah menjadi masalah di dunia.
"Ini disebabkan jumlah penderita kanker yang terus meningkat demikian pula dengan kematiannya," ungkap Menkes Nila F. Moeloek pada peringatan WCD di RS Kanker Dharmais.
Menkes menambahkan perlunya peningkatan upaya promotif-preventif melalui sosialisasi, advokasi, dan edukasi di berbagai elemen masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap bahaya kanker.
Selain itu masyarakat dapat memahami bahwa beberapa jenis kanker dapat dicegah melalui deteksi dini sehingga pasien tidak datang dengan keadaan stadium lanjut.
"Deteksi dini khususnya sangat baik untuk mengendalikan kanker leher rahim dan payudara," katanya.
Nila meminta masyarakat mewaspadai tawaran obat alternatif kanker yang diiklannya di media massa.
"Kita perlu mengawasi dan mengevaluasi efektifitas dan meneliti dampak lain yang ditimbulkan", ungkapnya.
Pemerintah akan terus meningkatkan fasilitas diagnosis dan pengobatan kanker, sementara itu deteksi dini kanker perlu ditingkatkan cakupannya.
"Lebih dari 40% dari semua kanker dapat dicegah dan beberapa jenis kanker seperti kanker payudara dan kanker kolorektal dan kanker leher rahim dapat disembuhkan jika terdeteksi dini," tuturnya.
Tahun 2016 ini, Kementerian Kesehatan RI melalui Balitbangkes akan melakukan Riset Penyakit Tidak Menular untuk tumor payudara dan lesi prakanker serviks.
Riset akan melibatkan 70.000 responden yang tersebar pada 1400 blok sensus dan 76 kecamatan terpilih di 34 propinsi di Indonesia.
"Riset ini bisa menjadi “evidence” besarnya masalah kanker terutama kanker tertinggi di Indonesia yaitu kanker payudara dan leher rahim," katanya.